Medication error dapat didefinisikan sebagai kegagalan dalam proses pengobatan dan terjadinya kesalahan dalam pengobatan yang dapat memengaruhi keselamatan pasien. Medication error dapat terjadi pada 4 fase yaitu prescribing (penulisan resep), transcribing (penerjemahan resep), dispensing (proses penyiapan hingga penyerahan) dan administration (penggunaan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi kejadian medication error pada fase prescribing, transcribing, dan dispensing di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSI Assyifa Sukabumi. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu teknik cross sectional dengan mengamati dan mencatat temuan medication error pada lembar checklist pengamatan yang berisi 27 parameter untuk masing-masing resep. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 371 lembar resep pasien yang dilayani di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSI Assyifa Sukabumi selama bulan Juni 2021. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesalahan pada beberapa parameter yang berpotensi menyebabkan terjadinya medication error. Pada fase prescribing yaitu tidak adanya nomor rekam medis pasien sebanyak 100%, tidak ada tanggal lahir/usia pasien 91,64%, tidak ada jenis kelamin pasien 100%, tidak ada tanggal resep 49,87%, tidak ada paraf dokter 100%, dan tidak ada bentuk sediaan obat 96,77%. Pada fase transcribingyaitu tidakjelas/lengkap bentuk sediaan sebanyak 96,77%, tidak jelas/tidak lengkap aturan pakai 4,58%, tidak jelas/tidak lengkap usia pasien 91,64%, tidak jelas/tidak lengkap tanggal permintaan 49,87%, tidak jelas/tidak lengkap nama pasien 7,55%, tidak jelas/tidak lengkap nomor rekam medis pasien 100%, tidak jelas/tidak lengkap nama obat 0,27%, dan tidak jelas/tidak lengkap dosis pemberian obat 3,77%. Pada fase dispensing terjadi yaitu salah pengambilan obat sebanyak 1,89%, dan salah/tidak lengkap penulisan etiket 1,35%. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang cukup tinggi pada beberapa parameter terutama pada fase prescribing.