2020
DOI: 10.52161/jiphar.v7i2.317
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

EFEKTIVITAS DIURETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba Petandra L)PADA MENCIT JANTAN PUTIH ( Mus Musculus ) Setya Enti Rikomah, Yuska Novyanty, Merlin handayani

Abstract: Daun Randu (Ceiba Petandra L) memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder flavonoid, fenolik, terpenoid, saponin, dan alkaloid daun mudanya mengandung fenol, alkaloid, tannin, saponin, phytate, oxalate, trypsin inhibitor dan hemagglutinin, senyawa yang diduga sebagai diuretik adalah flavonoid. Tujuan penelitian mengetahui ekstrak Daun Randu akan efektif untuk diuretik dengann variasi dosis sebagai pembanding.Penelitian di bagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol (-) Na CMC, kontrol (+) Furosemide, (P1) ekstrakd… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
0
0
6

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
6
Order By: Relevance
“…Salah satu statistik rumah sakit adalah indikator pelayanan rawat inap, pelayanan rawat inap adalah pelayanan kesehatan rumah sakit dimana tempat pasien tinggal atau menginap minimal satu hari berdasarkan rujukan pemberi pelayanan kesehatan atau rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Rikomah, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Salah satu statistik rumah sakit adalah indikator pelayanan rawat inap, pelayanan rawat inap adalah pelayanan kesehatan rumah sakit dimana tempat pasien tinggal atau menginap minimal satu hari berdasarkan rujukan pemberi pelayanan kesehatan atau rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Rikomah, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Masalah ini dijumpai di unit-unit pelayanan kesehatan misalnya di Rumah sakit, Puskesmas, Praktek pribadi, maupun di masyarakat luas. Penggunaan obat yang rasional mempunyai dampak yang cukup besar didalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan penurunan biaya kesehatan masyarakat (Rikomah, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian, pada tahun 1990 diperkenalkan istilah asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) yang menjadi filosofi terjadinya pergeseran paradigma orientasi pelayanan kefarmasian dari hanya terhadap obat (drug/product oriented) menjadi orientasi terhadap pasien (patient oriented) (Haq, 2016). Tenaga kefarmasian sebagai pelaksana asuhan kefarmasian memiliki tujuan membantu meningkatkan kebaikan dan keamanan penggunaan obat serta memperbaiki kualitas hidup pasien dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan dan sistem keselamatan pasien di Rumah Sakit (Rikomah, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified