Ikan bilih berpotensi yang diolah menjadi salah satu produk olahan pangan dapat berfungsi sebagai penunjang dalam penanganan penurunan stunting pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk Nugget susu kerbau dengan penambahan ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) terhadap uji organoleptik dan kandungan zat gizi sebagai makanan tambahan untuk mendukung tumbuh kembang balita (usia 1-3 tahun). Metode penelitian ini dilakukan secara true experiment yang dilakukan di laboratorium berupa percobaan penambahan ikan bilih dalam pembuatan produk Nugget susu kerbau. Produk dibuat dengan 4 perlakuan yang terdiri dari F0 (formula standar), F1, F2, dan F3 dengan penambahan tepung ikan bilih berturut-turut sebesar 0%, 5%, 15%, dan 25%. Percobaan dilakukan dengan dua kali ulangan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Uji organoleptik dilakukan menggunakan lembar pengujian berdasarkan SNI 01-2346- 2006 tentang petunjuk pengujian organoleptik atau sensori yang dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian dan melibatkan 25 orang panelis agak terlatih. Analisis data dilakukan menggunakan uji Kruskal Wallis dengan taraf pengujian 5% dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney sebagai uji lanjut. Hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan uji organoleptik, formula yang paling disukai oleh panelis adalah F1 dengan karakteristik mutu warna kuning cerah, gurih, harum, dan tekstur empuk. Tidak ada perbedaan nyata antara keempat formula (p-value >0,05). Berdasarkan uji kandungan zat gizi, F1 juga menjadi formula terbaik dengan kandungan gizi berupa kadar air 46,90%, kadar abu 2,32%, protein 11,77%, lemak 7,60%, kalsium 5,52 mg/100 gr dan zink 16,63 mg/100 gr. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada ketiga perlakuan, formula terpilih adalah F1 dengan penambahan ikan bilih sebanyak 5%.