Smart teknologi berkembang pesat di sektor agroindustri. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan mengembangkan sistem agroindustri kentang yang optimal dan adaptif. Dalam penelitian ini ditambahkan Internet of Things (IoT) yaitu penginderaan jauh untuk memprediksi jumlah panen dan kapasitas produksi. Sebelum menerapkan IoT, perspektif spasial dianalisis menggunakan spasial dan geoprocessing. Sampel penelitian menggunakan random grid di Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Titik optimal diperoleh di Kejajar (N1), Garung (N2), Kalikajar (N3), Kepil (N4) dan Mojotengah (N5). Pada penelitian ini dipasang sensor suhu dan kelembaban SHT15 serta curah hujan Rain Gauge di 5 titik. Sensor memberikan data secara rutin selama 30 hari. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, lokasi yang paling sesuai adalah Kejajar (N1) di koordinat 7°14'11.8"LS, 109°56'29.7"BT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 24 titik sampel dengan luas rata-rata 2,5m x 2,5m dihasilkan rata-rata total panen 8,62 kg/m 2 dan prediksi produktivitas panen 13,79 ton/ha. Sistem ini dapat memprediksi jumlah panen dan kapasitas produksi yang baik dengan tingkat akurasi 89,35%. Dengan demikian, metode ini dapat digunakan dan merepresentasikan pertanian melalui inovasi digital menggunakan smart teknologi agroindustri. Untuk penelitian selanjutnya, metode ini dapat dilanjutkan untuk penanganan pascapanen dengan menggunakan Sistem Operasi berbasis Android.