Keywords: lobster, Panulirus homarus, ratio, shelter, THC, glucose
ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengkaji respons fisiologi lobster pasir Panulirus homarus terhadap rasio shelter. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan perlakuan rasio shelter (A) 1 : 5, (B) 3 : 5, (C) 4 : 5, (D) 5 : 5 dengan dua ulangan setiap perlakuan. Bobot rata-rata lobster 32,64 ± 0,58 gram sebanyak 184 ekor dengan kepadatan 23 ekor lobster setiap ulangan. Sebelum ditebar pada media penelitian, terlebih dahulu lobster diaklimatisasi selama 7 hari, selama penelitian lobster diberi pakan alami berupa ikan rucah. Penelitian dilakukan selama 60 hari dan dilakukan pengamatan pada fisiologi setiap 10 hari. Respons fisiologi yang diamati adalah total hemocyte count (THC), dan kadar glukosa. Dari hasil penelitian menunjukkan dengan perlakuan rasio shelter 4 : 5 merupakan yang terbaik karena dapat menekan stres, hal ini ditunjukkan oleh nilai THC, dan kadar glukosa yang rendah stabil serta didukung dengan pertumbuhan 57,28 ± 0,15 g/ekor, dan tingkat kelangsungan hidup 91,31 ± 2,60% yang lebih tinggi.Kata kunci: lobster, Panulirus homarus, rasio, shelter, THC, glukosa
I. PENDAHULUANLobster air laut merupakan salah satu produk unggulan perikanan di seluruh dunia yang bernilai ekonomis tinggi. Harga lobster tergolong tinggi baik di pasar domestik maupun internasional. Permintaan lobster setiap tahunnya terus meningkat, sedangkan pasokan lobster tidak tersedia secara kontinu (Jones, 2010;Drengstig and Bergheim, 2013), sehingga adanya kesenjangan antara pasokan dan permintaan lobster. Pengembangan lobster budidaya telah mengalami peningkatan dan perhatian dalam beberapa tahun terakhir sebagai imbas dari tangkapan perikanan yang tidak stabil atau menurun (Jones, 2009).Lobster pasir Panulirus homarus salah satu lobster air laut yang terdistribusi di seluruh wilayah Indo-Pasifik (Kulmiye and