ABSTRAKPiscine nodavirus sebagai penyebab penyakit VNN (Viral Nervous Necrosis) dan iridovirus merupakan jenis virus yang dikenal menjadi penyebab utama kematian ikan laut yang dibudidayakan. Virus ini mampu menginfeksi ikan dari ukuran benih sampai ukuran konsumsi dan dalam waktu dua minggu, kematian mencapai 80% sampai 100%. Pada pembenihan larva dan benih ikan dalam skala rumah tangga ataupun hatcheri lengkap di sepanjang pantai di wilayah Bali Utara sering mengalami infeksi VNN dan iridovirus Namun, informasi terjadinya infeksi belum didata dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi mengenai peta infeksi atau serangan virus pada pembudidaya/pembenihan ikan sepanjang tahun 2017 di Bali Utara. Sampling dilakukan pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan Oktober. Di samping melakukan sampling, juga dilakukan input data dari hasil analisis sampel di laboratorium bioteknologi yang diperoleh dari pemilik hatcheri/pembudidaya ikan. Analisis VNN menggunakan metode IQ Plus sedangkan analisis iridovirus dengan metode PCR konvensional dengan primer spesifik. Parameter yang diamati adalah prevalensi VNN dan iridovirus dari setiap hatcheri dan keramba jaring apung. Sebagai data penunjang pengukuran parameter kualitas air berupa suhu, salinitas, amoniak, dan nitrit yang dilakukan pada saat pengambilan sampel benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat infeksi VNN di hatcheri Bali utara terjadi di bulan September sebesar 33,3% dan iridovirus pada bulan Agustus mencapai 18,61%. Sedangkan tingkat prevalensi VNN tertinggi di KJA terjadi pada bulan Oktober mencapai 83,4% dan puncak infeksi iridovirus terjadi di bulan Februari dengan nilai prevalensi sebesar 50,0%. KATA KUNCI: prevalensi; VNN; iridovirus; hatcheri; budidaya laut ABSTRACT: Infection prevalence of viral nervous necrosis (VNN) and iridovirus in hatcheries and mariculture.VNN and iridovirus are viral diseases causing the highest mortality in mariculture. These viruses are able to infect eggs, larvae, juveniles and even marketable size fish. They can cause 80% to 100% mortality in just two weeks. Larvae or fingerlings in small or big scale hatcheries in Northern Bali were frequently infected by VNN or Iridovirus. Unfortunately, information about the local disease outbreaks was not well documented. The aim of this research was to collect data and information about the infection of these viruses in hatcheries and floating net cage mariculture in Northern Bali during 2017. Sampling was conducted in February, May, August, and October, 2017. In addition to the primary data from the field activities, disease infection secondary dataset from the fish farmers who analyzed their infected fish in our laboratory were also used. The identification of VNN infection was performed following IQPlus method while Iridovirus was tested using the conventional PCR method with specific primers. The parameters observed were the VNN and Iridovirus prevalence in each hatchery and floating net cage. Water quality parameters were measured in situ such as tempera...
ABSTRAKTeripang merupakan salah satu komoditas perikanan penting dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi di Asia. Teknologi pembenihan teripang sudah mulai dikembangkan dan telah mampu memproduksi benih secara massal untuk budidaya. Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya teripang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa formula pakan berbasis rumput laut untuk pendederan teripang pasir. Empat pakan percobaan diformulasi menggunakan kombinasi beberapa jenis bahan baku, khususnya rumput laut. Pakan dibuat dalam bentuk pelet dengan kandungan protein 14% dan lemak 4,5%. Kontrol adalah pakan berupa bentos segar. Benih teripang pasir yang digunakan berukuran bobot 2,0 ± 0,6 g dengan panjang 2,8 ± 0,5 cm. Benih teripang dipelihara dalam bak persegi berkapasitas 150 L dengan kepadatan 50 ekor per bak. Benih teripang diberi pakan percobaan sekali dalam sehari pada sore hari. Percobaan dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri atas lima perlakuan pakan dan empat ulangan. Percobaan berlangsung selama 120 hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa benih teripang pasir yang diberi pakan buatan menghasilkan pertumbuhan (pertambahan bobot 341,3%-386,8%) dan sintasan (92,5%-97,5%) lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan yang diberi pakan bentos (kontrol), yaitu masing-masing 126,9% dan 75,0% untuk pertambahan bobot dan sintasan. Namun pertumbuhan benih teripang pada semua perlakuan pakan buatan tidak berbeda nyata (P>0,05). Kandungan protein teripang yang diberi pakan buatan (22,3%-24,4%) lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan yang diberi pakan kontrol (18,4%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa benih teripang pasir dapat memanfaatkan pakan buatan dengan baik dan pakan berbasis tepung Sargassum sp. dapat diaplikasikan pada pemeliharaan benih teripang pasir.
The natural stock of sea cucumber Holothuria scabra (known as sandfish) has been declining in both population and size, making it difficult to collect broodstock and juvenile sandfishes for aquaculture. This research aims to evaluate the reproduction of domesticated broodstock (F-1) and performance of the juveniles (F-2). Broodstock were reared in two rectangular concrete tanks with a dimension of 190 x 290 x 70 cm3. There were 12 individuals (7 males and 5 females) of broodstock (F-1) with total length and mean body weight of 12.0 ± 1.21 cm and 122.6 ± 32.37 g, respectively. Six broodstock were put in each tank and fed with compressed benthos at 4% biomass daily in the afternoon. During our experiment, domesticated sandfish broodstock successfully spawned twice. The first spawning (occurred in January 2017) had one female spawned that released 1,350,000 eggs with a hatching rate of 57.4%. Another broodstock spawned in April 2017 and produced 3,280,000 eggs with a hatching rate of 78.66%. The growth performance of 170 days-old juveniles (F-2) shows a total length of 5.66 ± 0.90 cm and a mean body weight of 10.08 ± 2.07 g. The survival rates are 5.19% and 8.68% for juveniles spawned in January and April, respectively. We conclude by showing that sandfish could be domesticated to produce seeds for further aquaculture development.
Sampel ikan tuna sirip kuning, T. albacares diambil dari tiga lokasi (perairan Bali, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara) dan dilakukan analisis variasi genetik dengan metode elektroforesis allozyme menggunakan 15 enzim dan mt-DNA dengan 4 enzim restriksi. Hasil penelitian ini diperoleh 4 lokus enzim polimorfik yaitu: Idh-*2 (isocitrate dehydrogenase), Gpi-2* (glucose phoshate dehydrogenase ), Mdh-1* (malat e dehydrogenase), dan Est-1* (esterase). Frekuensi alel allozyme terlihat adanya perbedaan yang nyata (Fst = 0,12; P<0,05) antar lokasi yaitu Bali (A, B, C, D), Sulawesi Utara dan Maluku Utara (A, B, C). 15 komposit haplotipe ditemukan pada populasi Bali, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Haplotype diversity pada populasi Bali 0,886; Sulawesi Utara 0,790; dan Maluku Utara 0,785; dengan rata-rata dari haplotype diversity adalah 0,857. Jarak genetik dari ketiga populasi berkisar antara 0,003--0,023 (rata-rata 0,016). Populasi Maluku Utara dan Sulawesi Utara mempunyai jarak genetik terdekat yaitu 0,003. Hal ini merupakan indikator bahwa Sulawesi Utara dan Maluku Utara sering digunakan sebagai jalur migrasi dengan adanya kesamaan alel yang ditemukan pada kedua populasi tesebut, jika dibandingkan dengan populasi Bali (0,023).
Tiram mutiara merupakan salah satu komoditas andalan dalam budidaya laut. Masalah utama yang dihadapi adalah pasok benih baik kuantitas maupun kualitas. Upaya perbaikan dilakukan dengan perkawinan silang antar varietas tiram dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas benih Tiram Mutiara (Pinctada maxima) baik secara fenotip maupun genotip. Induk yang disilangkan secara resiprokal mempunyai karakter nacre putih (P) dan kuning (K) baik populasi Bali maupun Maluku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persilangan dua populasi tersebut menghasilkan tiga varietas yaitu: varietas I (K x P), varietas II (K x K) dan varietas III (P x K). Nilai SR pada fase pediveliger dari ketiga varietas menghasilkan sintasan berturut-turut 65%, 59%, dan 45%. Pertumbuhan varietas III menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan kisaran panjang cangkang 3,0-4,5 cm pada umur dua bulan pemeliharaan. Analisis genetik dengan RAPD-DNA menunjukkan bahwa induk-induk yang berhasil memijah mempunyai variasi genetik 0,3755; 0,3938; dan 0,1600. Sedangkan turunan F1 mempunyai variasi genetik lebih rendah yaitu: 0,2738; 0,2667; dan 0,0924.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.