ABSTRACT-In October 2005, a mass mortality of yolk-sac larvae of yellowfin tuna Thunnus albacares due to an endoparasite infection occurred during the seed production in a semi-closed system tank in Bali, Indonesia. Prevalence of the infection reached 100% maximally. The affected embryo or yolk sac of hatched larvae was filled with numerous parasites by 24 h post spawning. The larvae died due to a burst of the yolk sac. Phylogenetic analysis with 18S rRNA sequence and morphological characteristics of the parasite indicated that the present parasite was identified as a protozoan endoparasite Ichthyodinium chabelardi infecting the yolk-sac larvae of Atlantic sardine Sardina pilchardus or as its closely related species. PCR with a primer set designed from the 18S rRNA sequence detected the genome of the parasite from infected fertilized eggs, yolk-sac larvae and rearing water but not from the gonads of broodstock or feed fish for broodstock. The infection was not observed when the spawned eggs were immediately transferred into sterilized seawater, but the eggs kept in the rearing water for more than 1 h were infected by the parasite. These results suggest that the parasite infects fertilized eggs horizontally through the rearing water.
Sampel ikan tuna sirip kuning, T. albacares diambil dari tiga lokasi (perairan Bali, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara) dan dilakukan analisis variasi genetik dengan metode elektroforesis allozyme menggunakan 15 enzim dan mt-DNA dengan 4 enzim restriksi. Hasil penelitian ini diperoleh 4 lokus enzim polimorfik yaitu: Idh-*2 (isocitrate dehydrogenase), Gpi-2* (glucose phoshate dehydrogenase ), Mdh-1* (malat e dehydrogenase), dan Est-1* (esterase). Frekuensi alel allozyme terlihat adanya perbedaan yang nyata (Fst = 0,12; P<0,05) antar lokasi yaitu Bali (A, B, C, D), Sulawesi Utara dan Maluku Utara (A, B, C). 15 komposit haplotipe ditemukan pada populasi Bali, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Haplotype diversity pada populasi Bali 0,886; Sulawesi Utara 0,790; dan Maluku Utara 0,785; dengan rata-rata dari haplotype diversity adalah 0,857. Jarak genetik dari ketiga populasi berkisar antara 0,003--0,023 (rata-rata 0,016). Populasi Maluku Utara dan Sulawesi Utara mempunyai jarak genetik terdekat yaitu 0,003. Hal ini merupakan indikator bahwa Sulawesi Utara dan Maluku Utara sering digunakan sebagai jalur migrasi dengan adanya kesamaan alel yang ditemukan pada kedua populasi tesebut, jika dibandingkan dengan populasi Bali (0,023).
Populations of spiny lobsters worldwide are threatened by overfishing, while its supply from aquaculture is currently insufficient to meet the market demand. This current study investigated the genetic structure of two economically important spiny lobsters, P. homarus and P. ornatus sourced from the Indian Ocean and South China Sea. Fragments of the cytochrome oxidase subunit-I (COI) gene of the mitochondrial DNA of 71 P. homarus and 42 P. ornatus collected from 6 and 5 fish landing sites in Indonesia, respectively, were sequenced. Homologous sequences from the Indian Ocean and South China Sea available at GenBank were included in the analysis. No genetic differences were observed in P. ornatus populations from the two geographic regions (x ST = -0.005) while a diminutive difference was found in the populations of P. homarus (x ST = -0.002 and 0.009). These results, combined with a negative Tajima's D estimates, points to a deficit of nucleotide variation relative to the expectations from the mutation/drift equilibrium. Reconstruction of the phylogeny of P. homarus demonstrates that all Indonesian samples of P. homarus are grouped in one cluster and share the common cluster with GenBank data originated from Taiwan, Vietnam, India, Sri Lanka, Oman, and Iran. The phylogeny of P. ornatus indicates that there are two separated lineages existing in Indonesia.
Pemeliharaan induk ikan tuna sirip kuning dalam bak beton telah berhasil dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol-Bali bekerja sama dengan Overseas Fishery Cooperation Foundation (OFCF) Jepang. Pemijahan induk secara alami juga telah berhasil. Untuk mendukung program pembenihan ikan tuna, maka perlu diketahui informasi dasar yang dimulai dengan pengamatan perkembangan embrio. Telur yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil pemijahan secara alami dari induk-induk yang dipelihara dalam bak beton. Telur yang terkumpul dalam kolektor telur dipanen lalu diinkubasi dalam bak penetasan bervolume 200 L yang dilengkapi dengan aerasi dan sistem pergantian air secara kontinyu. Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel telur dari bak penetasan lalu diamati di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan dari pemijahan hingga telur menetas adalah 18 jam 55 menit pada suhu air alami (27oC—28oC).
ABSTRAKIntensifikasi penangkapan ikan tuna baik yang langsung dipasarkan maupun dibesarkan dalam usaha budidaya, berpengaruh negatif terhadap kelestarian populasi ikan ini di alam. Dengan demikian upaya perbenihan secara buatan perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap populasi alam. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol telah merintis perbenihan ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) sejak tahun 2003 bekerjasama dengan Overseas Fishery Cooperation Foundation (OFCF) Jepang. Induk ikan tuna telah berhasil dibesarkan dan dipijahkan dalam bak beton bervolume 1.500 m 3 secara terkontrol, dengan sistem pergantian air semi tertutup. Pakan yang diberikan berupa ikan layang dan cumi-cumi sekitar 2,5% biomassa per hari. Pemijahan pertama terjadi pada bulan Oktober tahun 2004, ukuran induk diperkirakan lebih dari 9,138 kg atau panjang cagak lebih dari 82 cm dengan perkiraan umur sekitar 2 tahun. Puncak pemijahan terjadi pada tahun 2005 dan 2006 dengan frekuensi pemijahan masing-masing lebih dari 100 kali. Pemeliharaan induk ikan tuna dengan kepadatan 0,66 kg/m 3 belum dapat dikatakan sebagai kepadatan maksimum dan peningkatan kematian cenderung akibat ruang gerak yang semakin sempit seiring dengan pertumbuhan induk. Namun demikian kendala yang ditemukan dalam pemeliharaan induk adalah kematian akibat menabrak dinding bak sedangkan kendala dalam pemeliharaan larva adalah serangan endoparasit pada telur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.