2016
DOI: 10.15578/jra.5.1.2010.79-90
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

PEMELIHARAAN INDUK IKAN TUNA SIRIP KUNING, Thunnus albacares DALAM BAK TERKONTROL

Abstract: ABSTRAKIntensifikasi penangkapan ikan tuna baik yang langsung dipasarkan maupun dibesarkan dalam usaha budidaya, berpengaruh negatif terhadap kelestarian populasi ikan ini di alam. Dengan demikian upaya perbenihan secara buatan perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap populasi alam. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol telah merintis perbenihan ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) sejak tahun 2003 bekerjasama dengan Overseas Fishery Cooperation Foundation (OFCF) Jepang. Induk ikan t… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
2
0
2

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

1
2

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 3 publications
0
2
0
2
Order By: Relevance
“…Ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) merupakan salah satu anggota dari Family Scombridae, yang termasuk dalam kelompok ikan tuna yang berukuran besar, sedangkan yang berukuran kecil berupa tongkol, cakalang dan skipjack (Faizah, 2010). Pengembangan budidaya ikan tuna yang ada di dunia saat ini, terfokus pada beberapa jenis spesies diantaranya adalah ikan tuna sirip biru spesifik (Thunnus orientalis), ikan tuna sirip biru selatan (Thunnus maccoyii) dan ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) (Hutapea et al, 2010). Ikan tuna sirip kuning merupakan ikan perenang cepat dan hidupnya bergerombol terutama pada saat mencari makan (Nuraini et al, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) merupakan salah satu anggota dari Family Scombridae, yang termasuk dalam kelompok ikan tuna yang berukuran besar, sedangkan yang berukuran kecil berupa tongkol, cakalang dan skipjack (Faizah, 2010). Pengembangan budidaya ikan tuna yang ada di dunia saat ini, terfokus pada beberapa jenis spesies diantaranya adalah ikan tuna sirip biru spesifik (Thunnus orientalis), ikan tuna sirip biru selatan (Thunnus maccoyii) dan ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) (Hutapea et al, 2010). Ikan tuna sirip kuning merupakan ikan perenang cepat dan hidupnya bergerombol terutama pada saat mencari makan (Nuraini et al, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perbedaan kecepatan penyerapan kuning telur, terjadi karena perbedaan volume kuning telur dan pengaruh lingkungan luar lainnya (suhu, salinitas dan oksigen terlarut). Dan dilanjutkan oleh Hutapea et al, (2010) bahwa pigemntasi larva sudahterjadi pada stadia larva sebelum larva menetas. Pigmen kuning telur ini disebut melanopor yang terdapat pada tiga bagian tubuh dan pigmen hitam pada dinding kuning telur serta pigmen itu sendiri digunakan sebagai alat penyamar dari serangan predator.…”
Section: Panjang Total Larvaunclassified
“…At the Center for Marine Aquaculture Research and Fisheries Extension (Now the Fisheries Research Center, National RISE and Innovation Agency), tuna hatchery research has been started since 2003 and a series of studies ranging from egg harvesting to larval rearing and spawning began to occur but the eggs produced were mostly attacked by endoparasites, so some larvae, died at the beginning of stadia. In 2006 the results of research in the form of tuna fry as many as one hundred fry measuring 3-5 cm [12]. Starting in 2013, brood enlargement research activities for tuna spawning were carried out in floating net cages (KJA) with a diameter of 52 m and a depth of 9 m. Stocking tuna babies for 1 year can grow to a weight of 10-15 kg/head, with a survival rate of 90% [13].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…However, only 14 marine species, mostly finfish, have currently been successfully bred and mass‐produced to supply seed for grow‐out mariculture. They are seven species of grouper (Andamari, Moria, Permana, Haryanti, & Suwirya, ; Kasprijo & Alit, ; Mayunar, Imanto, Diani, & Yokokawa, ; Slamet & Rukmana, ; Sumiarsa, Setiadi, Supii, Suwirya, & Aslianti, ; Tridjoko, Slamet, Makatutu, & Sugama, ) three species of seabass (Giri, Suwirya, Pithasari, & Marzuqi, ; Imanto & Melianawati, ; Irianto, Asmanelli, & Andreas, ), golden stripe trevally (Setiadharma & Asmanik, ), cobia (Priyono, Slamet, Supii, & Asmanik, ) and tuna (Hutapea, Permana, & Andamari, ; Hutapea & Permana, ) that are farmed in Indonesia. From these marine fish species, only milkfish, tiger grouper, barramundi and spotted grouper have been mass‐cultured by fish farmers.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%