ABSTRAKBeras analog merupakan produk pangan yang dibuat dari beras patah dan/atau sumber karbohidrat lain yang dibuat menyerupai bentuk dan tekstur beras. Tepung jagung dapat digunakan sebaga i bahan untuk membuat beras analog karena memiliki kadar amilosa beragam dari rendah, medium, dan tinggi sehingga memungkinkan untuk membuat adonan dengan kadar amilosa yang bervariasi. Pengaplikasian suhu tinggi dari proses ekstrusi mengubah kristalinitas pati (tipe kristal A menjadi V dan derajat kristalinitas). Perubahan kristalinitas pati tersebut perlu diinvestigasi lebih lanjut karena diduga memengaruhi sifat-sifat fisik beras analog yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kadar amilosa tepung dan suhu ekstrusi terhadap perubahan kristalinitas tersebut dan dampaknya terhadap sifat-sifat fisik beras analog yang dihasilkan. Pati jagung berkadar amilosa tinggi dan tepung jagung dicampur dengan rasio tertentu untuk memperoleh tepu ng dengan kadar amilosa 16,99; 19,35; 21,72; dan 24,09%. Adonan dibuat dengan menambahkan air ke campuran tepung untuk mendapatkan kadar air 40%. Kemudian adonan tersebut diekstrusi pada suhu ekstrusi 70, 80, dan 90°C menggunakan ekstruder ulir ganda (BEX-DS-2256 Berto). Sifat-sifat fisik yang diamati adalah tipe kristal, derajat kristalinitas dan kekerasan beras analog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu ekstrusi dari 70°C sampai 90°C meningkatkan derajat kristalinitas dari 7,98-11,49% menjadi 12,15-13,61% dan kekerasan dari 4,06-4,91 kg menjadi 4,74-8,20 kg. Peningkatan kadar amilosa dari 16,99% sampai 24,09% meningkatkan kekerasan beras analog dari 4,06-4,74 kg menjadi 4,91-8,20 kg tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap derajat kristalinitas. Derajat kristalinitas berkorelasi positif dengan kekerasan beras analog dengan nilai koefisien korelasi r=0,8.Kata kunci: beras analog, ekstrusi, kekerasan, kristalinitas, tepung jagung