Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara CWT dengan kompres dingin terhadap derajat phlebitis pada pasien yang terpasang infus di RS. Dustira Cimahi. Metode penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan two groups pretest and posttest design, dengan jumlah sampel 44 pasien menggunakan purposive sampling, kelompok intervensi menggunakan CWT dan kelompok kontrol menggunakan kompres dingin. Hasil menunjukkan perbedaan skor derajat phlebitis sebelum dan sesudah kompres dingin (pretest 2,32 dan posttest 1,68) yang menunjukan terjadi penurunan skor derajat phlebitis. Pada kelompok yang menggunakan CWT, terjadi perbedaan skor derajat phlebitis (pretest 2,41 dan posttest 1,32), dengan p= 0,000, hal ini menunjukan terjadi penurunan skor derajat phlebitis dan signifikansi perbedaan rerata skor derajat phlebitis sebelum dan setelah intervensi. Nilai mean kelompok intervensi dan kontrol bernilai negatif dengan selisih derajat phlebitis antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p=0,026). Penurunan derajat flebititis pada kelompok CWT terjadi pada perlakuan ke-tiga, sedangkan pada kelompok kompres dingin terjadi pada perlakuan ke-lima. Hasil penelitian kedua intervensi efektif dalam menurunkan derajat phlebitis, namun CWT lebih efektif bila dibandingkan dengan kompres dingin. Disarankan kepada perawat dapat dijadikan sebagai salah satu evidance based nursing yang dijadikan landasan rasional pelaksanaan Contrast Water Therapy sebagai intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan derajat phlebitis dengan cepat tanpa menyebabkan akumulasi edema tambahan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah kedua intervensi baik CWT maupun kompres dingin sama-sama efektif dalam menurunkan derajat phlebitis, namun intervensi CWT lebih efektif dan lebih cepat menurunkan derajat phlebitis pada pasien yang terpasang infus bila dibandingkan dengan kompres dingin.