ABSTRAKPendahuluan. Infeksi masih merupakan ancaman yang serius bagi dunia kesehatan saat ini, terutama bagi populasi khusus seperti usia lanjut. Usia dinyatakan sebagai salah satu faktor prediktor dalam keberhasilan vaksinasi. Semakin tua usia seseorang, respon imunnya akan semakin buruk. Respon yang berbeda pada usia lanjut ini diperkirakan karena frailty dan kejadian immunosenescense yang mendasarinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status frailty dengan respon imun pascavaksinasi influenza pada populasi usia lanjut.Metode. Studi kohort retrospektif ini mengambil data dari penelitian induk dengan subjek usia lanjut berusia ≥60 yang tergabung dalam Posyandu Lansia di 4 kelurahan di Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Status frailty ditentukan berdasarkan kuisoner Frailty Index 40 Items (FI-40). Vaksin Influenza yang dievaluasi adalah vaksin influenza trivalen inaktif. Serokonversi didefinisikan sebagai peningkatan titer inhibisi hemagglutinin sebanyak 4x lipat. Seroproteksi didefinisikan sebagai titer inhibisi hemagglutinin ≥1:40.Hasil. Terdapat 140 subjek penelitian. Tingkat serokonversi vaksin influenza pada kelompok frail, pre-frail dan sehat adalah 37,9%, 39% dan 60%. Tingkat seroproteksi vaksin influenza pada kelompok frail, pre-frail dan sehat adalah 80%, 92,2% dan 94,8% . Risiko relatif (RR) kelompok pre-frail/frail untuk kejadian tidak serokonversi adalah 0,93 (IK 95% 0,72-1,02) dan RR untuk kejadian tidak seroproteksi adalah 1,7 ( IK 95% 0,5-6,2).Simpulan. Tidak ditemukan hubungan antara status frailty dengan serokonversi dan seroproteksi vaksin influenza pada populasi usia lanjut. Frailty, pre-frail, frail, serokonversi, seroproteksi, usia lanjut, vaksin
Kata Kunci: