“…Pertama, studi yang difokuskan pada perkawinan pasangan yang berbeda budaya terutama yang terkait dengan komunikasi antarbudaya (Charsley, 2005;Sullivan & Cottone, 2006;Trevino, Wooten, & Scoot, 2007;Durodoye & Coker, 2008;Puspowardhani, 2008;Chung & Yoo, 2013;Pakpahan, 2013;George, Ukpong, & Imah, 2014). Kedua, studi yang difokuskan pada kepuasan dalam perkawinan, perkawinan yang sukses (Alder, 2010;Ayub & Iqbal, 2012;Barongo, Okwara, Aloka, & Masoka, 2015;Barongo, Onderi, Kebari, Okwara, & Bantu, 2014;Mihalcea, Iliescu, & Dinca, 2013;Ojukwu, Woko, & Onuoha, 2016;Zainah, Nasir, Hashim, & Yusof, 2012;Al-Darmaki, et al, 2014). Ketiga, studi yang secara khusus menyoroti penyesuaian dalam perkawinan (Arshad, Mohsin, & Mahmoud, 2014;Basharpoor & Sheykholeslami, 2015;Choi, 1987;Chung & Yoo, 2013;Muraru & Turliuc, 2013;Quinn & Odell, 1998;Trevino, Wooten, & Scoot, 2007;Charsley, 2005).…”