Morsicatio buccarum adalah kondisi pada mukosa bukal berupa fragmen putih kasar diakibatkan traumatik mekanik kronis. Kondisi ini jika ditemukan pada mukosa labial disebut morsicatio labiorum. Gejala klinis morsicatio berupa plak putih disertai adanya daerah erosi. Lesi dapat ditemukan pada kondisi yang berkaitan dengan depresi, kecemasan, dan stres. Tujuan laporan kasus memaparkan temuan klinis morsicatio buccarum dan labiorum kronis terkait dengan kondisi depresi, kecemasan, stres, serta manajemen lesi. Laporan kasus: Pasien perempuan berusia 24 tahun mengeluhkan sariawan disertai area putih-putih pada pipi bagian dalam sejak 1 tahun. Keluhan terasa perih apabila tergigit dan makan pedas. Pasien memiliki kebiasaan buruk menggigit pipi dan bibir, serta mengalami kesulitan tidur. Pemeriksaan ektraoral terdapat deskuamasi pada bibir. Pemeriksaan intraoral terdapat lesi ulser dan terdapat plak putih bentuk tidak beraturan pada mukosa bibir dan pipi. Diagnosis kasus adalah morsicatio buccarum dan labiorum kronis dengan diagnosis banding leukoplakia, oral candidiasis, dan friksional keratosis. Hasil pemeriksaan pada pasien menggunakan kuesioner Depression Anxiety and Stress Scale (DASS-21) menunjukan depresi dan kecemasan sangat berat, serta stres sedang. Pendekatan modifikasi perilaku telah diberikan, dibantu dengan antiiflamasi triamcinolone acetonide gel 0,1% dan antiseptik povidone iodine 1%, serta merujuk ke psikolog. Satu minggu setelah terapi keluhan berangsur sembuh, ukuran lesi berkurang dan warna mukosa mulai normal. Kunjungan ke-2 pasien merasa lebih baik dan keluhan tidak terasa perih. Simpulan: Perilaku menggigit pipi atau bibir yang kronis merupakan manifestasi kondisi stres dan salah satu faktor predisposisi morsicatio, sehingga terapi yang dilakukan adalah manajemen perilaku dikombinasikan dengan terapi farmakologis untuk membantu proses penyembuhan lesi.