Ekologi Tradisional Dayak Tamambaloh

Efriani, Efriani; Dewantara, Jagad Aditya; Dewi, Utami; Listyaningrum, Indah

doi:10.14710/jil.18.3.503-514

Cited by 4 publications

(4 citation statements)

References 33 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Tokoh adat sering menjadi mediator dan menjaga ketertiban dalam pengelolaan sumber daya alam. 13 Efektivitas keputusan diduga belum sepenuhnya dapat memberikan efek jera jika mekanisme ini tidak dijalankan secara regular, walaupun masyarakat patuh terhadap aturan adat. 16 Tidak adanya regulasi atau pemantauan secara efektif terhadap masyarakat untuk melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam tersebut tanpa memikirkan jangka panjang.…”

Section: Efektivitas Hukum Adat Sasi Dalam Pelestarian Sumber Daya Al...unclassified

Efektivitas Hukum Adat Sasi Dalam Pelestarian Sumber Daya Alam Pada Masyarakat Ambon

Vindy,

Subroto

2024

View full text Add to dashboard Cite

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji serta menganalisis pengaturan hukum adat Sasi serta efektivitas hukum Sasi dalam hak pelestarian Sumber Daya Alam pada masyarakat Ambon. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian hukum empiris. Hasil kajian menunjukkan bahwa hukum adat Sasi berperan penting dalam konservasi sumber daya alam masyarakat Ambon. Hukum adat Sasi memberikan pedoman umum tentang perilaku manusia, menetapkan hak-hak perempuan, mencegah kejahatan, mendistribusikan sumber daya alam secara adil, dan menentukan cara mengelola sumber daya alam di laut dan di darat. Berdasarkan analisis data, terdapat kesenjangan antara penerapan hukum adat Sasi dengan kebutuhan nyata untuk melestarikan fungsi lingkungan. Sebagai rekomendasi, diperlukan upaya untuk menciptakan sinergi antara hukum adat Sasi dengan peraturan yang berlaku, seperti Undang-Undang Pokok Agraria, untuk menjamin keberlanjutan konservasi sumber daya alam. Penguatan pemahaman dan kesadaran masyarakat Ambon tentang pentingnya hukum adat Sasi juga menjadi kunci untuk meningkatkan efektivitasnya. Kata kunci: Sasi, Hukum Adat, Sumber Daya Alam, Masyarakat Ambon.

show abstract

Section: Efektivitas Hukum Adat Sasi Dalam Pelestarian Sumber Daya Al...unclassified

Efektivitas Hukum Adat Sasi Dalam Pelestarian Sumber Daya Alam Pada Masyarakat Ambon

Vindy,

Subroto

2024

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Bagi Dayak Tamambaloh, kehidupan, kamatian, kebahagiaan, kedamaian merupakan rangkaian dari kehidupan dan interaksi mereka dengan semesta. Alam tidak dipandang sebagai benda yang pasif, namun sebagai suatu yang aktif serta komunikatif (Efriani, et al, 2020). Pamole' Beo' merupakan manifestasi dari rasa hormat terhadap lingkungan alam dan semesta, sebagai sumber kehidupan dan tempat untuk hidup.…”

Section: Nilai Warisan Budaya Tak Benda Pada Pamole Beounclassified

Pamole’ Beo’: Pesta syukur padi petani ladang Dayak Tamambaloh di Kalimantan Barat

Efriani

Rohilie

Sihaloho

et al. 2021

Self Cite

View full text Add to dashboard Cite

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena diinkulturasikannya upacara syukur panen padi (Pamole’ Beo’) masyarakat Dayak Tamambaloh dengan perayaan Pentakosta Gereja Katolik, serta telah dijadikan ajang festival budaya. Fenomena ini tentu menunjukkan terdapatnya nilai-nilai luhur pada upacara Pamole’ Beo’. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi nilai-nilai warisan budaya takbenda pada upacara Pamole’ Beo’ Dayak Tamambaloh. Penelitian dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan wawancara mendalam dengan pendekatan etnografis. Penelitian ini, menunjukkan bahwa upacara Pamole’ Beo’ merupakan bagian dari ritus kehidupan berladang Dayak Tamambaloh. Ritus berladang ini dimulai dan diakhir dengan upacara Pamole’ Beo’ sebagai bentuk memanggil beo’ atau pertanda-pertanda yang baik dan mengembalikan atau membuang beo’ yang buruk. Berladang dan upacara Pamole’ Beo’ pada etnis Dayak Tamambaloh memiliki nilai-nilai yang luhur, yakni memperkuat ikatan sosial, menjaga kelestarian lingkungan alam, mentransmisi sistem pengetahun tradisional, mentransmisikan nilai-nilai karakter, nilai-nilai filosofi serta menjaga ketahanan pangan keluarga. Pemerintah Indonesia melalui instansi terkait, sangat penting untuk melakukan pencatatan dan penetapan Pamole’ Beo’ sebagai warisan budaya takbenda pada Etnis Dayak Tamambaloh, terutama karena sifatnya yang dinamis, retan untuk punah. The background of this study is the phenomenon that the rice harvest thanksgiving ceremony (Pamole' Beo') in Dayak Tamambaloh has been inculturated with the Pentecostal celebration of the Catholic Church, and has become a cultural festival. This phenomenon has certainly shown the existence of noble values at the Pamole' Beo' ceremony. Therefore, this study aims to explore the values of intangible cultural heritage at the Pamole' Beo' Dayak Tamambaloh ceremony. The research has been carried out by direct observation and in-depth interviews with an ethographic approach. This study, has shown that the Pamole' Beo' ceremony is part of the rite of life in the Dayak Tamambaloh farm. This farming rite begins and ends with the Pamole' Beo' ceremony as a form of calling Beo' or good omens, and returning or removing bad omens. Farming and the Pamole' Beo' ceremony in the Tamambaloh Dayak ethnic have noble values, namely strengthening social bonds, preserving the natural environment, transmitting traditional knowledge systems, transmitting character values, philosophical values and maintaining family food security. The Indonesian government, through the relevant agencies, is very important to record and stipulate the Pamole 'Beo' as an intangible cultural heritage of the Tamambaloh Dayak Ethnic, mainly due to its dynamic nature, prone to extinction.

show abstract

“…Traditional Ecological Knowledge (TEK) is the knowledge possessed by indigenous or tribal communities about the relationship between humans and the surrounding natural environment (Efriani et al 2020;Tynsong et al 2020). TEK includes knowledge about plants, animals, and the environment, as well as traditional ways of utilizing and conserving natural resources.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

“…TEK includes knowledge about plants, animals, and the environment, as well as traditional ways of utilizing and conserving natural resources. TEK also includes certain beliefs and rituals, such as before cutting down large trees for household purposes and building a house (Efriani et al 2020). Factors that can influence TEK can be different from factors that influence the utilization of information technology.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Traditional ecological knowledge and utilization of rice in Sukoharjo District, Central Java, Indonesia

KUSUMA,

DAMAYANTI,

DAMAYANTI

et al. 2023

Intl J Bonorowo Wetlands

View full text Add to dashboard Cite

Abstract. Kusuma LA, Damayanti K, Damayanti JT, Nisa J, Nurwulandari M, Nazar IA, Yap CK, Md. Naim D, Setyawan AD. 2023. Traditional ecological knowledge and utilization of rice in Sukoharjo District, Central Java, Indonesia. Intl J Bonorowo Wetlands 13: 78-85. Rice (Oryza sativa L.) is one of Indonesia's staple foods and a source of income for some communities. Sukoharjo District is one of Central Java's most promising rice producing areas. In managing rice farming, the community incorporates local knowledge and discovers collective understanding about rice plants. The research was conducted to determine the existence of TEK (Traditional Ecological Knowledge) in Sukoharjo District, Central Java, Indonesia in managing rice varieties and influencing factors, as well as to learn about the community's perception of rice plants; the research employs a qualitative and quantitative ethnobiological approach. The results showed that although agriculture in Sukoharjo District is included in semi-modern agriculture, the community has TEK, which includes various rice varieties and paddy fields. Farmers in Sukoharjo District still use Inpari 32 rice varieties to manage their paddy fields instead of other varieties. Rice is widely used in various traditions, such as syukuran, weddings, kenduren, bersih desa, and rasulan. Many parts of the rice plant are also used, such as rice stems (straw), grain, husks, bran, and rice. A small part of the Sukoharjo community uses rice as an important role in cultural behavior and in maintaining the rice varieties' biodiversity well. In managing agriculture, some communities still use traditional techniques and adjustments to modern technology, such as using modern tools and human labor to plant seeds. The application of rice in every activity of the people of Sukoharjo District shows a complex relationship between humans and nature.

show abstract

Ekologi Tradisional Dayak Tamambaloh

Cited by 4 publications

References 33 publications

Efektivitas Hukum Adat Sasi Dalam Pelestarian Sumber Daya Alam Pada Masyarakat Ambon

Efektivitas Hukum Adat Sasi Dalam Pelestarian Sumber Daya Alam Pada Masyarakat Ambon

Pamole’ Beo’: Pesta syukur padi petani ladang Dayak Tamambaloh di Kalimantan Barat

Traditional ecological knowledge and utilization of rice in Sukoharjo District, Central Java, Indonesia

Contact Info

Product

Resources

About