Kopyor coconut is a special coconut grown in Indonesia. Nuts
AbstrakKelapa kopyor adalah kelapa khusus yang tumbuh di Indonesia. Buah kelapa kopyor tidak dapat digunakan sebagai sumber bahan tanam karena endospermanya rusak, oleh karena itu teknik penyelamatan embrio in vitro digunakan untuk perbanyakan kelapa kopyor. Aklimatisasi merupakan tahap kritis dalam kultur jaringan kelapa kopyor. Penelitian dilakukan untuk menentukan pengaruh kondisi awal planlet sebelum aklimatisasi terhadap daya hidup dan pertumbuhannya dalam kondisi ex vitro. Lima ulangan yang masing-masing terdiri dari 50 planlet kelapa kopyor varietas dalam dengan kondisi tunas dan akar yang berbeda digunakan dalam proses aklimatisasi. Planlet ditanam pada pot plastik berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang, kemudian diletakkan di dalam sungkup plastik tertutup rapat. Sungkup dibuka secara bertahap setelah 3 bulan dan dipindah ke pembibitan setelah 4,5 bulan. Frekuensi hidup dan pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang) bibit diamati setelah 6 bulan aklimatisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi awal planlet dan panjang akar berpengaruh nyata terhadap daya hidup dan pertumbuhan bibit kelapa kopyor selama aklimatisasi. Paramater lain dari kondisi awal planlet seperti jumlah daun, diameter batang, jumlah akar primer, dan keberadaan akar sekunder tidak berpengaruh terhadap daya hidup dan pertumbuhan bibit. Untuk memperoleh daya hidup yang tinggi (84,7%) dan pertumbuhan yang baik pada tahap aklimatisasi maka tinggi planlet kelapa kopyor harus 20 cm atau lebih sebelum diaklimatisasi. Panjang akar planlet lebih dari 5 cm juga menghasilkan daya hidup planlet yang tinggi.[Kata kunci: Cocos nucifera, kelapa kopyor, kultur embrio, keragaan planlet, aklimatisasi]
PendahuluanKelapa (Cocos nucifera L.) kopyor adalah varian tanaman kelapa yang menghasilkan buah kelapa abnormal yaitu daging buah (endosperma) lepas dari batoknya dan bertekstur remah yang mempunyai rasa berbeda dibandingkan dengan kelapa biasa. Buah kelapa bersifat kopyor karena tidak mempunyai enzim pembentuk daging buah yakni α-D-galaktosidase (Mujer et al., 1984). Sifat kopyor ini diturunkan secara genetik. Di alam, buah kelapa kopyor diperoleh dari tanaman kelapa yang mempunyai karakter genetik kopyor namun persentase buah kopyornya hanya sekitar 2-10% per tandan (Maskromo & Novarianto, 2007) karena gen kopyor merupakan *) Penulis