2020
DOI: 10.15642/teosofi.2020.10.2.284-302
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Employing Politics of Identity and Nurturing Religious Piety: An Experience of the Majelis Pengkajian Tauhid dan Tasawuf Indonesia in Aceh

Abstract: This article discusses the identity politics of the Majelis Pengkajian Tauhid dan Tasawuf Indonesia (MPTTI) or the Indonesian Council for the Study of Tauhid and Tasawuf in nurturing piety among the Acehnese community. The MPTTI emphasizes the mystical realm of Islamic doctrines and has been considered to spread wujūdiyya or pantheistic ideas of God, which are regarded as deviant by the mainstream or fiqh-oriented groups. However, this organization was able to develop a Sufistic ideology in Aceh and introduced… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 9 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…14 Penelitian tentang MPTT-I telah banyak menyita perhatian para peneliti, namun penelitianpenelitian tersebut belum ada yang fokus pada metode kritik hadis. Semua penelitian tentang MPTT-I masih berbicara tentang ajaran 15 dan perkembangan ajaran kesufiannya 16 , Perubahan sosial 17 , aktivitas 18 , dan pergerakan sosialnya 19 , dan interpretasi Alquran. 20 .…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…14 Penelitian tentang MPTT-I telah banyak menyita perhatian para peneliti, namun penelitianpenelitian tersebut belum ada yang fokus pada metode kritik hadis. Semua penelitian tentang MPTT-I masih berbicara tentang ajaran 15 dan perkembangan ajaran kesufiannya 16 , Perubahan sosial 17 , aktivitas 18 , dan pergerakan sosialnya 19 , dan interpretasi Alquran. 20 .…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Namun dalam hal ini, Abuya Amran Waly tidak langsung terhubungan silsilah sanad kepada ayahnya, tapi melalui jalur Syaekh Al-Aidarus Ghany al-Kampari, selanjutnya dari Abuya Muhammad Waly al-Khalidi (ayahanda Abuya Amran Waly), selanjutnya dari Syaekh Abdul Ghani al-Kampari (ayah dari Syaekh al-Aidarus). 23 Pada awalnya organisasi ini merupakan kelompok kecil yang rutin melaksanakan tawajjuh dan suluk dibulan Ramadhan. Seiring berjalan waktu, MPTT-I menunjukkan perkembangan yang pesat, baik sebagai anggota cakupan wilayah, dan kegiatan.…”
Section: Sekilas Tentang Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesiaunclassified