Penyakit menular terus menjadi tantangan kesehatan global yang berat, dengan remaja sebagai segmen populasi yang sangat rentan. Penelitian ini menyelidiki interaksi yang rumit antara kesehatan lingkungan, epidemiologi, dan kebijakan kesehatan dalam konteks pencegahan penyakit menular di kalangan remaja di Jakarta, Indonesia. Dengan pendekatan penelitian metode campuran, yang menggabungkan survei kuantitatif dan wawancara kualitatif, penelitian ini menyelidiki berbagai dinamika yang membentuk lanskap kesehatan remaja di Jakarta. Temuan ini menggarisbawahi peran penting faktor lingkungan dalam penularan penyakit menular. Polusi udara, kurangnya akses terhadap air bersih, dan sanitasi yang buruk muncul sebagai faktor risiko lingkungan yang signifikan, yang mempengaruhi prevalensi penyakit. Analisis epidemiologi menunjukkan pola yang berbeda, dengan demam berdarah menjadi perhatian utama, terutama selama musim hujan. Kajian terhadap kebijakan kesehatan menunjukkan adanya tantangan dalam pelaksanaannya, yang disebabkan oleh keterbatasan sumber daya dan kesenjangan kesadaran. Studi ini mengadvokasi pendekatan terpadu yang mengakui keterkaitan antara ilmu lingkungan, epidemiologi, dan kebijakan kesehatan. Rekomendasi yang diberikan mencakup peningkatan perencanaan kota, peraturan kualitas udara, infrastruktur kesehatan yang lebih baik, dan pelibatan masyarakat untuk mengoptimalkan efektivitas kebijakan. Dengan mendorong kolaborasi interdisipliner dan penyesuaian kebijakan berbasis bukti, Jakarta dapat mengambil langkah substantif untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan populasi remaja dalam menghadapi penyakit menular. Temuan ini berkontribusi pada wacana yang lebih luas tentang intervensi kesehatan masyarakat yang komprehensif, yang menekankan pentingnya strategi holistik untuk mengatasi tantangan kesehatan yang rumit. Penelitian lebih lanjut dan tindakan kebijakan diperlukan untuk membangun wawasan ini dan meningkatkan hasil kesehatan remaja Jakarta.