Epidemiological Characteristics and Risk Factors of Tinea Pedis Disease Among Adults Attending Tikrit Teaching Hospital/ Iraq

Al-Mahmood, Abid Ahmad Salman

doi:10.2174/1871526520666200707114509

Cited by 4 publications

(3 citation statements)

References 22 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“… 28 , 29 The male to female ratio is approximately 3:1. 30 , 31 Tinea pedis affects individuals of all races. In the United States, the condition is more common amongst Blacks and Hispanics.…”

Section: Reviewmentioning

confidence: 99%

“…25 The transmission of tinea pedis is facilitated by prolonged wearing of occlusive footwear (promoting a moist, warm local environment and a high dew point of footwear). 11,13,30,31 The condition is more prevalent amongst athletes (especially common amongst elite athletes who walk barefoot in swimming pool facilities or locker rooms), military personnel, manual laborers, individuals in long-term care facilities and homeless individuals. [35][36][37][38][39][40][41][42][43][44][45] In one study of the 169 employees at 21 swimming pools in the Netanya area, Israel, 78 (46%) of the employees had concurrent onychomycosis and tinea pedis and 50 (30%) had tinea pedis only; the diagnosis was based on KOH microscopy and fungal culture.…”

Section: Epidemiologymentioning

confidence: 99%

See 1 more Smart Citation

Tinea pedis: an updated review

Leung¹,

Barankin²,

Lam³

et al. 2023

DIC

View full text Add to dashboard Cite

Background Tinea pedis is one of the most common superficial fungal infections of the skin, with various clinical manifestations. This review aims to familiarize physicians with the clinical features, diagnosis and management of tinea pedis. Methods A search was conducted in April 2023 in PubMed Clinical Queries using the key terms ‘tinea pedis’ OR ‘athlete’s foot’. The search strategy included all clinical trials, observational studies and reviews published in English within the past 10 years. Results Tinea pedis is most often caused by Trichophyton rubrum and Trichophyton interdigitale . It is estimated that approximately 3% of the world population have tinea pedis. The prevalence is higher in adolescents and adults than in children. The peak age incidence is between 16 and 45 years of age. Tinea pedis is more common amongst males than females. Transmission amongst family members is the most common route, and transmission can also occur through indirect contact with contaminated belongings of the affected patient. Three main clinical forms of tinea pedis are recognized: interdigital, hyperkeratotic (moccasin-type) and vesiculobullous (inflammatory). The accuracy of clinical diagnosis of tinea pedis is low. A KOH wet-mount examination of skin scrapings of the active border of the lesion is recommended as a point-of-care testing. The diagnosis can be confirmed, if necessary, by fungal culture or culture-independent molecular tools of skin scrapings. Superficial or localized tinea pedis usually responds to topical antifungal therapy. Oral antifungal therapy should be reserved for severe disease, failed topical antifungal therapy, concomitant presence of onychomycosis or in immunocompromised patients. Conclusion Topical antifungal therapy (once to twice daily for 1–6 weeks) is the mainstay of treatment for superficial or localized tinea pedis. Examples of topical antifungal agents include allylamines (e.g. terbinafine), azoles (e.g. ketoconazole), benzylamine, ciclopirox, tolnaftate and amorolfine. Oral antifungal agents used for the treatment of tinea pedis include terbinafine, itraconazole and fluconazole. Combined therapy with topical and oral antifungals may increase the cure rate. The prognosis is good with appropriate antifungal treatment. Untreated, the lesions may persist and progress.

show abstract

Section: Reviewmentioning

confidence: 99%

Section: Epidemiologymentioning

confidence: 99%

Tinea pedis: an updated review

Leung¹,

Barankin²,

Lam³

et al. 2023

DIC

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Faktor-faktor yang dapat mencetuskan tinea adalah : kondisi panas dan lembab dari lingkungan, pakaian ketat, pakaian tidak menyerap keringat, keringat berlebihan karena berolahraga, atau karena kegemukan, friksi atau trauma minor (gesekan pada paha orang gemuk), keseimbangan flora normal tubuh terganggu (pemakaian antibiotik atau hormon janggka panjang), penyakit/kondisi tertentu, seperti: HIV/AIDS, diabetes mellitus, kehamilan, menstruasi (ketidak seimbangan hormon dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur) faktor virulensi dermatofita, gaya hidup yang buruk (Al Mahmood & Al Sharifi, 2021).…”

Section: Pembahasanunclassified

Penatalaksanaan pada Pasien Laki-Laki Usia 50 Tahun dengan Tinea Pedis melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga

Qanit,

Nusadewiarti

2023

JPPP

View full text Add to dashboard Cite

Tinea pedis merupakan infeksi jamur dermatofita yang memiliki sifat mengikis keratin di jaringan, khususnya pada kaki. Tinea pedis didapatkan pada orang dengan higien diri, lingkungan sekitar, dan perawatan kaki yang buruk. Pencegahan tinea pedis dapat dilakukan dengan cara pemakaian APD pada saat melakukan kontak dengan faktor penyebab atau memperbaiki higien diri. Tujuan penelitian ini adalah Mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta memberi penatalaksanaan pada pasien dengan penerapan pelayanan dokter keluarga secara holistik berbasis evidence based medicine. Metode studi ini adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien di Puskesmas. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah laki-laki usia 50 tahun, datang dengan keluhan gatal dan nyeri pada kaki kanan. Gatal dirasakan sejak 1 minggu lalu. Pasien mengatakan keluhan sering berulang. Diketahui pasien seorang petani dan sering berkontak dengan air karena setiap hari selalu menggunakan sepatu tertutup dalam waktu yang lama. Pasien jarang memperhatikan kebersihan diri setelah beraktifitas.. Diketahui bahwa pasien tinggal bersama dengan 6 anggota keluarga lain dan rumah sedikit lembab. Pasien didiagnosis sebagai tinea pedis. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah penurunan gejala klinis dan peningkatan pengetahuan pasien dan keluarganya. Kesimpulan yaitu telah dilakukan penatalaksanaan holistik dengan pendekatan dokter keluarga pada Tn.H dengan tinea pedis yang disesuaikan dengan EBM. Intervensi yang dilakukan telah menambah pengetahuan pasien dan mengubah beberapa perilaku pasien dan keluarganya, yang ditunjukkan dengan perbaikan pada diagnostik holistik akhir.

show abstract