Penelitian ini mengeksplorasi praktik thrifting di Pasar Senggol Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Indonesia, dengan penekanan pada dimensi budaya, faktor-faktor yang mempengaruhi praktik, pengaruh budaya konsumen, dan pandangan masyarakat. Pendekatan etnografi digunakan dalam riset kualitatif ini untuk memahami makna mendalam di balik praktik thrifting. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa praktik thrifting tidak hanya sekadar bentuk konsumsi ekonomi, tetapi juga menjadi cara untuk mempertahankan dan mewarisi identitas budaya lokal. Faktor ekonomi tetap menjadi faktor kuat yang mempengaruhi praktik thrifting, sementara kesadaran akan dampak lingkungan juga semakin memainkan peran dalam keputusan berbelanja. Pengaruh budaya konsumen global terlihat dalam pengaruh tren dan gaya pada praktik thrifting, sementara masyarakat tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal. Pandangan masyarakat terhadap thrifting telah berubah dari aspek ekonomi menjadi simbol pemikiran cerdas dan berkelanjutan. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana budaya dan konsumsi berinteraksi dalam praktik thrifting, menggambarkan pergeseran nilai dan norma konsumsi, serta interaksi antara budaya lokal dan global dalam dunia fashion. Kesimpulannya, praktik thrifting di Pasar Senggol Kota Pare-Pare mencerminkan dinamika budaya, konsumsi, dan keberlanjutan dalam masyarakat setempat.