Preterm delivery is associated with higher mortality and morbidity of neonates, also increasestheir risk of having growth and development impairment.This study aimed toidentify the role ofgenital tract infection in preterm delivery. A retrospective study was conducted on medical records of mothers who had preterm delivery in a tertiary hospital in Surakarta, Indonesia during 2017. The data collected were mothers' age and their gestational age, the history of current pregnancy, the number of previous abortion(s), mothers' body temperature, the extent of abnormal vaginal discharge, and laboratory findings (white blood cell count, platelet count, red blood cell count, hemoglobin count, hematocrit level, urinalysis and microbiology results). The statistical differences amongst categorical and numerical data were analyzed using the Chi-Square test and the Mann-Whitney test. Based on the patient's history and the examination results, we suspected genital tract infections in22.52% (25/111)of subjects. All of them had abnormal vaginal discharge despite only one case had been confirmed as streptococcal infection. This study found that the majority of mothers with probable genital tract infection hadpreterm premature rupture of the membrane whilst preeclampsiawas more evident in those without genital tract infection. We conclude that genital tract infection during pregnancy is a significant contributor to the occurence of premature birth so that microbiological testing is needed to confirm the diagnosis. ABSTRAK Kelahiran preterm berkaitan dengan meningkatnya mortalitas dan morbiditas neonatus, serta meningkatkan risiko terjadinya kelainan tumbuh kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan infeksi saluran genital terhadap kelahiranpreterm. Penelitian dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis dari ibu-ibu yang melahirkanpreterm di sebuah rumah sakit tersier di Surakarta, Indonesia pada tahun 2017. Data yang dikumpulkan adalah usia ibu dan usia kehamilan,riwayat kehamilan saat ini, jumlah abortus sebelumnya, suhu tubuh ibu hamil, adanya keputihan yang abnormal, dan hasil pemeriksaan laboratorium (hitung sel darah putih, hitung trombosit, hitung sel darah merah, hitung hemoglobin, kadar hematokrit, urinalisis, dan hasil pemeriksaan mikrobiologi).Perbedaan statistik yang ada padadata kategorikal dan numerik dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan uji Mann-Whitney. Berdasarkan data hasil anamnesis dan pemeriksaan, 25 dari 111 subjek penelitian (22,52%) diduga menderita infeksi saluran genital. Pasien yang terduga infeksi tersebut seluruhnya mengalamikeputihan yang abnormal meskipun hanya satu kasus yang terdiagnosis infeksi streptokokus. Pada penelitian ini didapatkan ketuban pecah dini preterm pada mayoritas ibu hamil yang dicurigai menderita infeksi saluran genital sedangkan preeklampsia lebih banyak dijumpai pada kelompok ibu hamilyang tidak terinfeksi. Dapat disimpulkan bahwa infeksi saluran genital berperan penting dalam terjadinya kelahiran prematur sehingga pemeriksaan mikrobiologi...