Etnobotani Dalam Upacara Adat Pernikahan Suku Tolaki Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan, organ tumbuhan dan bagaimana cara tumbuhan digunakan pada upacara adat pernikahan Suku Tolaki Kabupaten Konawe. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan teknik survei dan wawancara. Pemilihan informan dilakukan dengan metode snowball sampling. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian ditemukan 7 familia tumbuhan meliputi Arecaceae, Pandanaceae, Typhaceae, Musaceae, Poaceae, Orchidaceae, dan Piperaceae yang terdiri dari 12 species tumbuhan yaitu sirih (Piper betle Linn.), pandan hutan (Pandanus furcatus Roxb.), sagu (Metroxylon sago Rottb.), tifa (Thypa angustifolia Linn.), agel (Corypha utan Lamk.), pinang (Areca catechu Linn.), rotan (Calamus inops Becc.), kelapa (Cocos nucifera Linn.), pisang (Musa paradisiaca Linn.), jagung lokal (Zea mays Linn.), padi (Oryza sativa Linn.), dan anggrek serat (Dendrobium utile). Organ tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat pernikahan suku tolaki akar, daun, batang, buah, dan biji, sedangkan penggunaan tumbuhan secara langsung digunakan seperti daun sirih, buah pinang, dan batang rotan yang termasuk dalam seperangkat benda adat Kalosara dan ada yang diolah terlebih dahulu seperti batang anggrek serat, daun agel, dan daun pandan yang dianyam menjadi tikar adat (ambahi) dan keranjang (balase).

Inventarisasi Tumbuhan yang Digunakan dalam Upacara Adat Pernikahan Etnis Krowe Desa Kajowair Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka

“…[3] Pengetahuan tentang kearifan lokal masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam khususnya tumbuhan merupakan kekayaan budaya yang digunakan sebagai upacara adat pernikahan . [4] Berdasarkan hasil observasi, masyarakat di Desa Kajowair Kecamatan Hewokloang ini merupakan kelompok masyarakat yang masih menggunakan tumbuhan sebagai upacara adat misalnya pada saat upacara adat pernikahan. Mengingat pentingnya hal ini sebagai warisan budaya leluhur, maka perlu di gali kembali pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan yang digunakan pada saat upacara adat pernikahan, sehingga dilakukan upaya pelestarian dan pengetahuan lokal tentang jenis tumbuhan yang digunakan pada saat upacara adat untuk diketahui oleh generasi muda saat ini dan yang akan datang.…”

“…Upacara adat pernikahan merupakan suatu peristiwa universal dalam kehidupan suatu masyarakat namun memiliki tata cara yang berbeda [4], [7], [8] . Bagi masyarakat Sikka-Krowe setiap orang khususnya perempuan yang hendak menikah perlu melewati sebuah tahapan ritual adat.…”