2021
DOI: 10.24036/jbs.v9i3.111833
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Eufemisme dan Disfemisme dalam “Surat Terbuka Kepada DPR-RI” Narasi TV: Tinjauan Semantik

Abstract: Euphemisms and dysfemisms are often used as journalism rhetoric for public broadcast/content. This cannot be separated from the role of the mass media as an information institution for all segments. In that case, euphemisms and dysfemisms become expressions to offend and overthrow certain parties deemed to be detrimental to society. This research is motivated by the dominant use of euphemisms and dysfemisms in the video entitled "Dear Sirs and Puan Members of the DPR". This research uses descriptive qualitativ… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Penelitian ini bertendensi menemukan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci, dan tuntas (Fadhilasari & Ningtyas, 2021). Melalui perspektif semiotika Morris, telaah berisi paparan gejala-gejala kebahasaan yang berkesesuaian dengan fakta linguistik dan uraian dari bagian-bagian tertentu dari sistem bahasa yang digunakan.…”
Section: Metodeunclassified
“…Penelitian ini bertendensi menemukan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci, dan tuntas (Fadhilasari & Ningtyas, 2021). Melalui perspektif semiotika Morris, telaah berisi paparan gejala-gejala kebahasaan yang berkesesuaian dengan fakta linguistik dan uraian dari bagian-bagian tertentu dari sistem bahasa yang digunakan.…”
Section: Metodeunclassified
“…Tentu saja, apresiasi negatif tersebut berujung pada kinerja parlemen yang dinilai mengecewakan atau tidak sesuai harapan masyarakat. Dalam situasi pandemi Covid-19, legislator gencar mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang terkesan tidak memihak kepada masyarakat, seperti RUU Omnibus Law-Ciptaker, RUU KUHP, RUU Pemasyarakatan dan sebagainya (Fadhilasari & Ningtyas, 2021); 3) Penelitian yang dilakukan oleh Habib Rois dengan judul Eufemisme dan Disfemisme dalam Karangan Emha Ainun Nadjib: "Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem", Hasil dalam penelitian ini memuat bentuk eufemisme dengan dua modus penggunaannya, yaitu perlindungan dan motivasi. Sedangkan disfemisme memiliki dua bentuk modus penggunaan yang meliputi penilaian negatif dan sindiran.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kedua istilah tersebut digunakan untuk menyatakan suatu realitas yang dianggap tabu di masyarakat. Eufemisme digunakan untuk menghaluskan bahasa tabu, sedangkan disfemisme mengkasarkan atau mempertajam bahasa tabu dengan tujuan tertentu (Fadhilasari & Ningtyas, 2021).…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Eufemisme Dan Disfemismeunclassified
“…Jenis-jenis semantik dapat dibagi sebagai berikut: (a) Semantik Behavioris, (b) Deskriptif, (c) Semantik Generatif, (d) Semantik Leksikal, (e) Semantik Gramatikal, (f) Semantik Historis, (g) Semantik Logika, dan (h) Semantik Struktural. [4] Aspek makna menurut Pateda (2010) [5] dapat dibedakan menjadi empat hal, yaitu: Sense 'pengertian', Feeling 'perasaan', Tone 'nada', dan Intension 'tujuan'. Aspek makna ini dapat dikelompokkan berdasarkan sifat pernyataan yang diungkapkan oleh pembicara terhadap lawan bicaranya.…”
Section: Pendahuluanunclassified