2019
DOI: 10.37089/jofar.v0i0.64
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Evaluasi Implemantasi Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Perorangan Dan Waralaba Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2019

Abstract: Kegiatan pelayanan farmasi yang semula berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi harus diubah menjadi pelayanan yang komprehensif dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien termasuk pelayanan kefarmasian di apotek. Semakin banyaknya apotek yang berbentuk waralaba dibandingkan dengan apotek Perorangan membuat persaingan ekonomi dan pelayanan farmasi semakin ketat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi implementasi standar pelayanan kefarmasian antara apotek Perorangan dan apotek wa… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2

Citation Types

0
0
0
6

Year Published

2020
2020
2022
2022

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
6
Order By: Relevance
“…Beberapa penelitian mengenai pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek belum dilaksanakan secara baik, seperti informasi obat yang sesuai (73%) dan kelengkapan obat (31.8%) (Latifah, 2016).Pelayanan yang kurang baik di masyarakat dapat menyebabkan permasalahan. (Saputra, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Beberapa penelitian mengenai pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek belum dilaksanakan secara baik, seperti informasi obat yang sesuai (73%) dan kelengkapan obat (31.8%) (Latifah, 2016).Pelayanan yang kurang baik di masyarakat dapat menyebabkan permasalahan. (Saputra, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selain melayani resep, apotek juga dapat melayani obat non resep dalam kegiatan pelayanan swamedikasi dengan memilihkan obat bebas atau obat bebas terbatas 4,5 . Penyerahan obat sangat penting dilakukan oleh apoteker sendiri agar informasi mengenai obat dapat tersampaikan dengan jelas secara langsung pada pasien dan dapat dipertanggungjawabkan 4,26,47 . Apotek di Kota Kupang masih mengandalkan penjualan obat secara bebas melalui pelayanan swamedikasi karena animo masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri cukup tinggi 13 .…”
Section: Implementasi Pelayanan Farmasi Klinikunclassified
“…Kegiatan PIO telah dilaksanakan sesuai standar oleh 46,1% apotek di Kota Kupang, namun pemanfaatan buletin/brosur/leaflet sebagai media PIO belum dilakukan oleh semua apoteker dan baru dilaksanakan oleh 31,3% apotek di kota Kupang. Hal ini berbeda jauh dengan penelitian di Yogyakarta dimana kegiatan PIO telah dilaksanakan oleh 85,71% apotek waralaba dan 76,19 % apotek perorangan 26 . Fokus kegiatan pada penjualan dan manajemen pengelolaan obat sesuai tuntutan PSA membuat kegiatan PIO termasuk menyebarkan buletin/brosur/leaflet belum dapat terlaksana, berdasarkan hasil survei dan pengamatan.…”
Section: Implementasi Pelayanan Farmasi Klinikunclassified
“…Dalam beberapa studi, pelayanan farmasi di apotek belum dilakukan dengan baik, seperti informasi obat yang tepat (73%) dan kelengkapan obat (31,8%) (Latifah, Pribadi, & Yuliastuti, 2016), (Saputra, Choirunnisa, & Arisca, 2019). pelayanan yang tidak sesuai di masyarakat dapat menyebabkan masalah.…”
Section: Pendahuluanunclassified