Evaluasi Input Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal Di Kabupaten Siak

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi input kebijakan pariwisata di Kabupaten Siak yang mengusung pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal. Ide dasar dari tulisan ini berangkat dari kegelisahan dalam mengamati fenomena pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal yang dianggap kuno, tidak menarik dan tertinggal. Terlebih dalam era globalisasi, kekhawatiran akan pudarnya kearifan lokal yang dikelilingi oleh budaya barat dan budaya lainnya menjadi tantangan tersendiri bagi eksistensi kearifan lokal. Namun berbeda yang terjadi di Kabupaten Siak, kearifan lokal justru menjadi daya tawar dalam kebijakan pariwisata. Sehingga menjadi penting untuk melacak penguatan kearifan lokal dalam kebijakan pariwisata Kabupaten Siak dari sisi input kebijakan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Melalui teori evaluasi kebijakan Stufflebeam, penelitian ini fokus untuk menganalisis input evaluation mengingat aspek input menjadi kunci kesuksesan sebuah kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pengembangan pariwisata tidak dapat dilepaskan dari dukungan input kebijakan berupa sumber daya manusia, sarana dan prasarana, rencana strategis pengembangan pariwisata serta dukungan anggaran. Di Kabupaten Siak, sumber daya manusia yang bekerja pada Dinas pariwisata masih terbatas secara kualitas dan kuantitas. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Siak juga dihadapkan pada situasi belum optimalnya pemanfaatan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sebagai salah satu sarana pemasaran dan promosi pariwisata. Dilihat dari regulasi, Kabupaten Siak memiliki keunggulan regulasi melalui visi daerah yang berorientasi pada kebudayaan dan pariwisata, tersedianya roadmap kebudayaan melayu dan PERDA yang mengatur tentang bahasa dan pakaian melayu. Sedangkan dari aspek pendanaan, penyerapan anggaran pada Dinas Pariwisatan masih belum maksimal disebabkan oleh keterbatasan sumber daya aparatur yang terlibat dalam pengelolaan kegiatan.

The Role of SAMOTA Tourism Development in Enhancing the Revenue of Micro, Small, and Medium Enterprises Customers in the Region of Big Sumbawa

“…Tourism plays a significant role in increasing national income and community welfare. This industry has developed rapidly in developing countries over the last thirty years (Prayudi, 2020). It is clear from the number of tourist attractions developed, built, and promoted by developing countries using various promotional tools.…”

“…This research aims to increase community knowledge and skills through community empowerment. Several studies that examine this problem focus more on mistakes in determining tourism policies that do not adapt to community conditions (Kariaman et al, 2021), tourism as a factor in export income, job creation, business, and infrastructure development (Prayudi, 2020), Implementation of tourism development policies in developing MSMEs (Darvin et al, 2020). This research's state of the art is the development of tourism in increasing MSME income.…”

Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata Daerah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

“…Kendala umum yang dihadapi daerah dalam pengembangan wisata adalah anggaran, kota dengan wisata kelas internasional seperti Jogjakarta (Rusdiananingtyas, Ribawanto, & Prasetyo, 2015) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Sugiarto & Mahagangga, 2020) mengalami kendala dalam hal anggaran. Tidak heran kemudian jika Kabupaten yang tengah mengembangkan sektor pariwisata seperti Kabupaten Siak (Wazni, Harirah. MS, & Darmansyah, 2020), Kabupaten Bojonegoro (Soedarso & Nurif, 2014), Sumenep (Prasetya & Rani, 2014) hingga Kawasan dengan destinasi wisata terkenal seperti Toba (Amrizal, 2019) mengalami kendala dalam hal anggaran.…”

Policy Implementation to Improve Tourism Destination Based on Local Wisdom in Gunungkidul Regency Yogyakarta, Indonesia

“…Policies are required to be based on local wisdom in the local area in order to preserve human values and natural resources. The development of the tourism industry is currently starting to lead to a community base which means that it aims at community welfare and puts forward the value of unique and distinctive local wisdom in each region therefore it becomes a tourist attraction [17]. However, comparable with other industry, there are demands for material needs which often sacrifice the value of local wisdom in fulfill these material needs.…”