Evaluasi Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM di Kabupaten Pesisir Barat

Abstract

Tujuan penelitian yaitu mengetahui efektivititas posbindu dalam pengendalian dan pencegahan penyakit tidak menular di Kabupaten Pesisir Barat. Penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi dan didukung data kuantitatif kasus PTM unutuk menilai effect Posbindu dalam pengendalian dan pencegahan PTM. Informan dalam penelitian ini berjumlah 19 informan terdiri dari Petugas Posbindu Puskesmas sebanyak 5 informan, kader posbindu berjumlah 4 informan dan peserta posbindu berjumlah 5 orang dan 5 informan Pembina Posbindu Puskemas dipilih menjadi triagulasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian terhadap efektivitas posbindu di kabupaten pesisir barat masih ditemukannya masalah pada input meliputi; sumberdaya, sarana prasarana, pendanaan, proses dan output sehingga pelaksanaan Posbindu di Kabupaten Pesisir Barat belum efektif dan berdampak pada tidak terkendalinya kasus hipertensi dibuktikan dengan capaian pemeriksaan penderita hipertensi sebesar 7,76% dan hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan 429 penderita hipertensi berada pada rentang kategori buruk. Pelaksanaan Posbindu belum Efektiv dalam pengendalian dan pencegahan penyakit tidak menular di Kabupaten Pesisir Barat

ANALYSIS OF POLICY IMPLEMENTATION REGARDING THE POSBINDU NCDs PROGRAM IN THE WORKING AREA OF KAPASA PUBLIC HEALTH CENTER, MAKASSAR CITY

“…The implementation of the Posbindu in west coast Regency is also not in accordance with the standard operating procedures (SOP) issued by the Ministry of Health that interviews are not carried out. NCD risk factors and the results of informant interviews are supported by observations of the completeness of the posbindu report documentation [26]. In Banguntapan District, Bantul Regency, the bureaucratic structure, the Decree on the formation of Posbindu NCDs has not been made, the division of duties and responsibilities of cadres still does not exist in the NCD risk factor identification and counseling services while supervision is still limited to one direction [23].…”

Determinan Hipertensi Pada Peserta Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) Puskesmas Sawangan II

“…Akan tetapi dari penelitian sebelumnya masih banyak Posbindu PTM belum terlaksana dengan baik dikarenakan banyak kendala seperti keterbatasan petugas/kader dan biaya. 10 Provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi hipertensi lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 37,57% pada tahun 2018. 4 Pada tahun 2019 di Jawa Tengah terdapat 93,51% Puskemas Pandu PTM, namun hanya 65,55% desa/kelurahan di Jawa Tengah yang memiliki Posbindu PTM aktif.…”

“…1 Hasil serupa juga dilaporkan oleh penelitian sebelumnya pada Posbindu PTM di Kabupaten Pesisir Barat yang mendapati penderita hipertensi hipertensi stage 1 dan 2 sebanyak 429 dari 778 kunjungan (55,14%). 10 Prevalensi yang tinggi dapat disebabkan oleh proporsi usia peserta Posbindu PTM didominasi usia lanjut sedangkan peserta Posbindu PTM yang kurang dari 40 tahun hanya sedikit (10%). Lebih lanjut, kurangnya motivasi dari golongan remaja dan dewasa awal menjadi salah satu penyebab peserta Posbindu PTM lebih banyak lansia.…”

“…Lebih lanjut, kurangnya motivasi dari golongan remaja dan dewasa awal menjadi salah satu penyebab peserta Posbindu PTM lebih banyak lansia. 10 Penelitian sebelumnya juga menyebutkan kegiatan Posbindu PTM dimanfaatkan oleh peserta yang berusia 35 tahun ke atas dan peserta yang sudah terdiagnosis PTM. 12 Hal tersebut menunjukkan permasalahan sasaran target Posbindu PTM yang belum tercapai, jika dibandingkan dengan target populasi Posbindu PTM yaitu penduduk yang berusia 18 tahun atau lebih.…”