Abstract-UKMM in
Keywords: AHP, SMEs, featured products, TOPSISAbstrak-UKMM di kabupaten Rembang memiliki banyak potensi dalam menghasilkan produk unggulan, akan tetapi produk-produk tersebut belum teridentifikasi secara jelas yang menjadi prioritas utama sebagai produk ungulan. Hal ini menyebabkan kurang fokusnya pembinaan dan pengembangan dari pemerintah kabupaten dalam peningkatan daya saing produk yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dalam menetukan produk unggulan daerah adalah Analitycal Hierarchy Process (AHP) yang dikombinasikan dengan metode Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). AHP digunakan untuk menentukan bobot dari 6 kriteria yaitu omzet, tenaga kerja, jumlah perusahaan, target pasar, bahan baku dan jumlah produksi. Sedangkan perangkingan alternatif produk dari UMKM menggunakan metode TOPSIS. Responden ditentukan dengan teknik purposive sampling, dipilih berdasarkan kriteria kepakaran dan keterlibatannya dalam kegiatan pengembangan UMKM. Dari hasil pengolahan data bobot yang dihasilkan dari masing-massing kriteria adalah Omzet 35%, tenaga kerja 17%, bahan baku 14%, jumlah produksi 14%, target pasar 13% dan jumlah perusahaan 8%. Hasil analisis dan pengolahan data diperoleh nilai preferensi dari setiap alternatif, Pengolahan Ikan sebagai produk unggulan Rembang dengan nilai preferensi 0.8310, pembuatan kapal dengan nilai preferensi 0.7221, Batik Tulis dengan nilai preferensi 0.6767, dan selanjutnya pembuatan garam meubel kayu, kerajinan bordir dan yang terakhir adalah pembuatan tempe. . Kata Kunci: AHP, UMKM, Produk unggulan, TOPSIS.
PENDAHULUAN Latar BelakangUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Rembang terbagi menjadi dua golongan, yaitu UMKM yang memiliki bahan baku sumberdaya laut dan UMKM bukan dari sumber daya laut. UMKM yang berbahan baku sumber daya laut yang menjadi unggulan adalah pembuatan garam dan pengolahan ikan. Sedangkan yang berbahan baku tidak berasal dari sumberdaya laut UMKM yang diunggulkan adalah batik tulis, kerajinan bordir, meubel kayu, pembuatan kapal dan pembuatan tempe (Disperindagkop dan UMKM, 2013).Pemerintah kabupaten Rembang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM terus berupaya untuk mengkaji potensi ekonomi yang dapat terus dikembangkan menjadi produk unggulan yang mampu bersaing ditingkat regional maupun nasional. Permasalahan terjadi dalam penentuan produk unggulan daerah yang struktur permasalahannya belum jelas, diantaranya kriteria-kriteria serta teknik pengambilan keputusan dalam penentuan produk unggulan. Untuk itu diperlukan pemecahan masalah dalam memilih produk unggulan daerah sebagai prioritas terbaik. Dalam penelitian ini menggunakan kombinasi metode AHP dan