ABSTRAKCalliandra calothyrsus, merupakan legum yang bersimbiose dengan bakteri rhizobium membentuk nodul akar untuk mengikat nitrogen dari udara. Ketersediaan rhizobium bagi C. calothyrsus akan sangat mempengaruhi pertumbuhannya terutama pada lokasi baru. Pengaruh aditif atau sinergis rhizobium dan mikoriza secara bersamasama sering terjadi untuk meningkatkan kualitas semai. Penanaman C. calothyrsus unggul memerlukan praktek silvikultur optimal, termasuk pemberian kombinasi rhizobium dan mikoriza, serta perbedaan antar famili perlu untuk diamati. Penelitian dilanjutkan dengan penggunaan kombinasi 5g rhizobium dengan tingkat penggunaan mikoriza 0, 5 dan 10g yang diterapkan pada 5 famili unggul dalam polibag 30 x 30 cm. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah daun, tinggi dan diameter pada umur 1, 4 dan 8 minggu serta jumlah bintil akar 4 dan 8 minggu setelah pemberian perlakuan. Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa pemberian rhizobium tidak memberikan beda nyata meskipun secara umum memberikan pertumbuhan lebih baik. Pemberian mikoriza berpengaruh setelah 14 minggu dengan jumlah daun lebih banyak. Hasil penelitian lanjut pada semai 3,5 bulan, menunjukkan interaksi famili tingkat penggunaan mikoriza terhadap sifat tinggi tanaman dan bintil akar. Hubungan antara bintil akar dan sifat pertumbuhan menunjukkan bahwa semakin meningkatnya jumlah bintil akar terbukti semakin meningkatkan jumlah daun (r=0,41), tinggi tanaman (r=0,3) dan diameter (r=0,45) sampai siap ditanam. Oleh karenanya pemberian rhizobium dan mikoriza yang murah diharapkan dapat dilakukan dalam mengoptimasi penggunaan bibit unggul C. calothyrsus.