Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis Linnaeus, 1758) yang tersebar luas di Samudra Hindia selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara telah dieksploitasi secara terus menerus dengan berbagai alat tangkap. Pengelolaannya saat ini belum rasional karena masih diasumsikan sebagai unit stok tunggal tanpa adanya bukti ilmiah sehingga rentan mengalami lebih tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi struktur stok ikan cakalang dengan teknik analisis bentuk otolith. Sampel otolith (saggittae) dikumpulkan pada bulan April, Agustus, dan September tahun 2016 di 4 lokasi, yaitu: Binuangeun, Sadeng, Prigi, dan Labuhan Lombok. Rekonstruksi bentuk otolith dilakukan dengan pendekatan outline analysis menggunakan teknik transformasi discrete wavelet. Uji statistik multivariate dengan kluster analisis menggunakan canonical analysis ofprincipal (CAP) dan uji ANOVA-like permutation juga diterapkan untuk menentukan signifikansi antar populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis bentuk otolith dapat digunakan sebagai penanda yang akurat untuk mengidentifikasi struktur stok. Bentuk otolith ikan cakalang bervariasi khususnya pada bagian rostrum, namun tidak berbeda nyata antar populasi (p>0,001). Hal tersebut berarti struktur stok ikan cakalang di Samudra Hindia (WPP NRI573) terdiri dari 1 populasi yang bergerak mengikuti pola perubahan lingkungan perairan di sepanjang Samudra Hindia. Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis Linnaeus, 1758) distributed vastly along the Indian Ocean south of Java, Bali and Nusa Tenggara. It has been exploited by various fishing gear yet it always assumed to be a single stock. It was not based on scientific evidence but merely based on “a scientific assumption”, so that vulnerable to subject of overfishing. This research aims to examine the alternative tool for identifying the stock structure based on the otolith shape. Sampling location took place in four regions, namely: Binuangen, Sadeng, Prigi and Labuhan Lombok. The otolith (sagittae) samples was collected during April, August, and September 2016. The otolith shape was reconstructed using outline analysis with discrete wavelet transformation technique. A multivariate statistic using canonical analysis of principal (CAP) and ANOVA-like permutation test were also used to determine the signification among populations. The result showed that skipjack’s otolith shape was varied from one and another, especially in the rostrum. But it was not statistically different among regions (p>0.001), which means a single stock for skipjack in the Indian Ocean (Indonesian territory of FMA 573). This study also proved that otolith shape can be useful marker tool to identify stock structure for management purpose.