AbstrakKontrasepsi Hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling diminati oleh Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia termasuk di Bali. Dewasa ini mulai timbul pro dan kontra mengenai penggunaan kontrasepsi hormonal terkait berbagai efek samping yang ditimbulkan, salah satunya dikatakan berkaitan dengan kandidiasis serviks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko kandidiasis serviks pada WUS akseptor kontrasepsi hormonal. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan case control yang disarangkan pada penelitian pap smear (nested case control). Kemudian akan dibandingkan seberapa besar efek paparan kontrasepsi hormonal antara kelompok kasus (kandidiasis serviks) dengan kelompok kontrol (non kandidiasis serviks) secara deskriptif analitik melalui uji statistik chi-square dengan p< 0.05 dan confident interval (CI) 95%. Hasil: Terdapat perbedaaan yang bermakna terjadinya kandidiasis serviks antara akseptor kontrasepsi hormonal dengan non hormonal, dengan nilai p= 0,000 (p<0.001), OR= 6,435, CI=95%. Diskusi: Adanya risiko kandidiasis servik pada akseptor kontrasepsi hormonal berkaitan dengan kandungan estrogen maupun progeteron yang mendukung pertumbuhan jamur spesies kandida
PENDAHULUANKandidiasis serviks merupakan penyakit infeksi pada mukosa serviks yang disebabkan oleh jamur spesies candida, terutama jenis candida albicans (C. albicans). Diperkirakan sekitar 20% populasi wanita di dunia tiap tahunnya mengalami kandidiasis serviks (19) . Angka prevalensi kandidiasis pada kelompok perempuan perilaku risiko tinggi adalah 11,2-28,9%, angka tersebut justru lebih rendah dari kelompok perempuan perilaku risiko rendah (23) . Sedangkan di Indonesia diperkirakan 20 -30% wanita mengalami kandidiasis serviks. Kandidiasis merupakan 75% penyebab gejala keputihan bagi wanita Indonesia, hal ini berbeda dengan hasil yang didapat di Negara Eropa. Hal ini berkaitan dengan tingkat kelembapan udara yang cukup tinggi di Indonesia yang mempermudah pertumbuhan jamur patogen oportunistik, seperti C. Albicans. Kandidiasis serviks seringkali menimbulkan keluhan yang bersifat subjektif maupun objektif ringan sampai berat. Keluhan subjektif utama yaitu gatal didaerah vulva, dan pada yang berat