Study on the extraction of mercury ion had been done using emulsion liquid membrane technique. The aim of this study was to determine the optimum condition on mercury ion extraction in solutions those include variations in concentration of HCl solution (0.5 to 2.5) M and variation in concentration of mercury mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar merkuri atau menghirup udara yang mengandung merkuri, dimana kandungan yang terdapat di dalamnya mencapai 5-20 ppm (Manahan, 2000).Salah satu logam berat yang sering kali dijumpai di dalam limbah industri yaitu merkuri (Hg). Unsur merkuri telah diketahui sejak 4000 tahun yang lalu. Merkuri merupakan logam yang berwujud cair pada suhu ruang dan saat ini telah banyak digunakan dalam dunia industri modern (Rimhjim dkk., 2013). Limbah yang mengandung merkuri ini mempunyai sifat racun yang paling kuat dibandingkan dengan logam-logam berat lainnya seperti Cd (cadmium), Ag (perak), Ni (nikel), Pb (plumbum), As (arsen), Cr (kromium), Sn (timah) maupun Zn (zink). Selain mempunyai daya racun yang kuat, merkuri dan senyawanya mudah bereaksi dengan enzim yang mengandung belerang dan membentuk senyawa merkuri sulfida (HgS), yang dapat merusak susunan senyawa enzim sehingga fungsi enzim terganggu (Prayitno, 2000). Penggunaan logam berat dari tahun ke tahun terus meningkat sehingga dapat menyebabkan ketersediaannya berkurang. Oleh karena itu perolehan kembali logam berat seperti merkuri, kadmium, krom, nikel, perak dan lain-lain dalam pengolahan limbah cair merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.Teknik pengolahan limbah cair secara konvensional untuk memperoleh kembali logamlogam seperti pengendapan dan penyaringan selain menghasilkan limbah padat juga pereaksi yang digunakan secara berlebihan akan menjadi pencemar yang baru. Ekstraksi cair-cair untuk memperoleh kembali logam-logam adalah alternatif lain, namun kurang ekonomis dan kurang efisien karena menggunakan beberapa tahap ekstraksi dan ekstraksi balik (Hamzah dkk., 2011).