Keywords: cassava peel (Manihot esculenta Crantz); sacharomyces cerevisiae; ethanol
Keywords: Corncob, Activated charcoal, Lead, Adsorption PendahuluanIndonesia sebagai negara agraria banyak memproduksi hasil pertanian. Kegiatan ini akan menghasilkan banyak limbah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahan limbah yang jumlahnya besar adalah limbah lingo selulosik seperti tongkol jagung, sekam, jerami dan sebagainya. Namun kegiatan pascapanen dan pengolahan hasil pertanian, termasuk pemanfaatan produk samping dan sisa pengolahannya masih kurang. Sisa pengolahan industri pertanian pada jagung akan menghasilkan limbah yang jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan peningkatan kegiatan pascapanen yang akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Seiring dengan semakin meningkatnya produksi jagung, maka tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan limbah hasil pengolahan jagung juga akan semakin meningkat. Limbah yang dihasilkan diantaranya adalah tongkol jagung. Tongkol jagung yaitu bagian dari buah jagung yang sudah tidak mengandung biji. Sebagian besar masyarakat hanya menganggap tongkol jagung sebagai sampah atau sebagai pakan ternak yang tidak memiliki nilai tambah. Tongkol jagung mengandung 41% selulosa, 36% hemiselulosa, 16% lignin dan 8% zat-zat lain (Subekti, 2006). Tongkol jagung dapat digunakan sebagai adsorben logam Pb (Alfiany, dkk., 2013).Keberadaan logam berat yang tinggi disuatau perairan dapat menurunkan mutu air serta membahayakan lingkungan dan organisme perairan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion logam dalam limbah cair diantaranya adalah pengendapan, penukar ion dengan menggunakan resin, filtrasi dan adsorpsi. Adsorpsi merupakan metode yang paling umum dipakai karena memiliki konsep yang lebih sederhana dan juga ekonomis. Proses adsorpsi yang paling berperan adalah adsorben. Dewasa ini telah dikembangkan metode adsorpsi dengan menggunakan biomassa tumbuhan yang dikenal dengan fitofiltrasi. Dasar pemikiran dari fitofiltrasi adalah dengan mengunakan biomassa tumbuhan yang telah mati sebagai pengikat ion logam (Tangio, 2013
Keywords:Bioethanol, taro root, hydrolysis, fermentation PendahuluanBahan bakar minyak (BBM) dalam negeri menjadi semakin berkurang, bahkan di beberapa tempat terpencil mengalami kelangkaan pasokan. Oleh karena itu, sudah saatnya bangsa Indonesia mencari bahan bakar alternatif yang sifatnya terbarukan. Sebagai negara agraris dan tropis, Indonesia telah dianugerahi kekayaan alam yang melimpah yang dapat digunakan sebagai bioenergi. Selain merupakan solusi menghadapi kelangkaan energi fosil pada masa mendatang, bioenergi bersifat ramah lingkungan, dapat diperbaharui (renewable), serta terjangkau masyarakat (Hambali dkk., 2007).Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang berperan penting dalam mengurangi dampak negatif pada pemakaian bahan bakar fosil (Cardona & Sanchez, 2007). Bioetanol dapat dibuat dari berbagai bahan baku, seperti gas hidrokarbon, bahan-bahan yang mengandung sakarosa (tebu dan gula biet), bahan-bahan yang mengandung pati (ubi kayu, jagung, beras), maupun bahan-bahan yang mengandung selulosa (kayu, limbah pertanian, dan lain sebagainya) (Gusmarwani dkk., 2010).Peluang mengkonversi umbi-umbian termasuk umbi talas menjadi etanol sebagai bahan bakar sangat rasional dan penting. Hal ini dipicu oleh keterbatasan cadangan energi tak terbarukan. Sebaliknya kebutuhhan energi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Pemilihan talas sebagai bahan baku pembutan etanol karena talas termasuk golongan umbi seperti halnya singkong yang memiliki kandungan pati sebanyak 66,8% dan kadar air sebanyak 7,2% (Retno dkk., 2009).Tanaman talas merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang memiliki peranan cukup strategis tidak hanya sebagai sumber bahan pangan, dan bahan baku industri tetapi juga untuk pakan ternak. Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, minyak essensial, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kirakira sebanyak 18,2%, sukrosa serta gula preduksinya 1,42% dan karbohidrat sebesar 23,7%. Kandungan karbohidrat yang cukup tinggi pada talas sangat berpotensi sebagai salah satu alternatif untuk bahan baku pembuatan etanol (Setiasih, 2011).Etanol adalah alkohol yang didapat dari fermentasi bahan-bahan yang mengandung gula, pati atau selulosa. Etanol merupakan
This study aimed to determine sodium (Na) and potassium (K) levels in the fruit of banana kepok (Musa paradisiaca L.). The method used in this study was a laboratory experiment using atomic absorption spectroscopy (AAS) instrument. The result showed that the sodium (Na) levels in unripe, ripe, and overripe bananas were 129.83 mg/kg, 125.15 mg/kg, and 122.65 mg/kg, respectively. While the potassium (K) level obtained from unripe, ripe, and overripe bananas was 266.76 mg/kg, 258.61 mg/kg, and 255.22 mg/kg, respectively. Based on these results, it can be concluded that sodium and potassium levels in unripe bananas kepok fruit were higher than in ripe and overripe bananas, moreover, the potassium levels were higher than the sodium levels.
Keywords: Zinc (Zn) and lead (Pb), sea water, Atomic absorption spectrophotometer (AAS). PendahuluanSeiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi sekarang ini, dapat juga memicu perkembangan industri yang semakin pesat. Semakin banyaknya industri yang berkembang seperti saat ini dapat memberi pengaruh buruk bagi lingkungan, khususnya lingkungan laut yang kebanyakkan orang memilih laut sebagai tempat akhir pembuangan limbah industri. Limbah-limbah yang masuk ke wiliyah perairan laut dapat memicu terjadinya pencemaran laut (Bozkurt, dkk., 2014). Keberadaan logam berat di perairan laut dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan industri (Rochyatun, dkk., 2006). Limbah-limbah pencemar dapat mengakibatkan banyaknya kandungan logam berat pada air laut, hal ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan ekosistem laut dan juga bagi mahluk hidup lainnya, khususnya
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.