“…Meskipun aksesibilitas menentukan waktu dan biaya perjalanan, faktor kenyamanan lingkungan secara empiris terbukti mempengaruhi permintaan akan suatu properti. Lingkungan yang bersahabat dan memiliki fasilitas yang lengkap (Chesire dan Sheppard, 1995), unsur keamanan yang diperoleh dari rumah berbasis culuster (Rahadi, Wiryono, Koesrindartoto, & Syamwil, 2012, p. 868) atau dekat dengan kantor polisi (Singla Harish & Bendigiri, 2019), kedekatan dengan ruang terbuka (Irwin, 2002), kualitas udara yang bagus (McCord Michael, MacIntyre, Bidanset, Lo, & Davis, 2018), fasilitas lapangan golf (Do & Grudnitski, 1995), ketersediaan ruang hijau (Conway, Li, Wolch, Kahle, & Jerrett, 2010) atau perumahan bernuansa hijau (Rahadi Raden et al, 2015), pemandangan alam atau perairan (Benson, Hansen, Schwartz, & Smersh, 1998) Penelitian lain mengenai properti residensial menemukan bahwa penduduk yang berpenghasilan lebih tinggi rela membayar lebih mahal untuk tinggal di lingkungan yang lebih homogen (misalnya latar belakang ekonomi atau Pendidikan tertentu) (Goodman & Thibodeau, 2003). Jenis perumahan eksklusif yang memiliki ruang rekreasi keluarga pribadi, taman, dan fasilitas gimnasium memiliki daya beli, jauh lebih diminati dan tentunya jauh lebih mahal dibanding perumahan eksklusif lainnya di Hong Kong (Raymond dan Love, 2000).…”