Factors associated with case fatality of human H5N1 virus infections in Indonesia: a case series

Kandun, I. Nyoman; Tresnaningsih, Erna; Purba, Wilfried H.; Lee, Vernon; Samaan, Gina; Harun, Syahrial; Soni, Eka; Septiawati, Chita; Setiawati, Tetty; Sariwati, Elvieda; Wandra, Toni

doi:10.1016/s0140-6736(08)61125-3

Cited by 144 publications

(144 citation statements)

References 14 publications

Supporting

Mentioning

132

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Therefore all suspected-hospitalized cases were varied in age with the prominent patients is adult as the H5N1 confirmed cases in Indonesia are commonly adult. 17,18 Influenza A (non H5N1) was found to be the most common viral pathogen caused single infection among hospitalized-suspected H5N1 patients. Further subtype examination confirms that these viruses were H3 viruses (data not shown).…”

Section: Discussionmentioning

confidence: 99%

Viral and bacterial infection among hospitalized-suspected influenza A/H5N1 patients in Indonesia, 2008-2009

Agustiningsih¹,

Herman²,

Ramadhany³

et al. 2012

Med J Indones

View full text Add to dashboard Cite

Abstrak AbstractBackground: Since a lot of suspected H5N1 cases with severe ARI manifestation were hospitalized and negative for H5N1, it raised a concern to investigate the other etiologies among hospitalized-suspected H5N1 cases. The aim of present study is to investigate the other respiratory pathogens of hospitalized-suspected H5N1 cases in which will provide valuable insight in the etiologies and epidemiology data of ARI.

show abstract

Section: Discussionmentioning

confidence: 99%

Viral and bacterial infection among hospitalized-suspected influenza A/H5N1 patients in Indonesia, 2008-2009

Agustiningsih¹,

Herman²,

Ramadhany³

et al. 2012

Med J Indones

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Klinik olarak ARDS düşünülen hastada antibiyotik tedavisine rağmen, gerilemeyen bulgular göz önüne alınarak viral infeksiyon düşünülmelidir. Endonezya'da yapılan bir çalışmada, viral infeksiyon tanısı alan ya da şüphelenilen olgulara ilk 2 gün içe-risinde başlanan oseltamivir ile ölüm oranının oseltamivir tedavisi almayanlara göre anlamlı bulunmuş-tur [11] . 2012 yılında yapılan 91 olguluk seride 4 gün içerisinde oseltamivir tedavisinin sağ kalımı artırdığı belirtilmiştir [12] .…”

Section: Discussionunclassified

Effect of Using Oseltamivir in ARDS After Right Pneumonectomy with Suspicious H1N1

Derdiyok¹,

Tezel²,

Tezel³

et al. 2017

GKDA Derg

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Belum dapat diasumsikan bahwa kecepatan perawatan di rumah sakit tidak mempengaruhi prognosis penyakit. Menurut laporan Kandun dkk, 48 sebagian besar kasus avian influenza di Indonesia datang ke rumah sakit lebih dari empat hari sesudah awitan sakit walaupun telah datang berobat sejak dini ke petugas kesehatan saat gejala influenza muncul. Terdapat 6 kasus (16,22%) yang meninggal dalam dua hari pertama perawatan sehingga tatalaksana kasus tidak banyak berdampak pada luaran klinis.…”

Section: Pembahasanunclassified

Karakteristik Klinis dan Epidemiologis Avian Influenza A (H5N1) Anak Di Indonesia, Tahun 2005-2007

Murniati¹,

Giriputro²,

Hadinegoro³

2016

View full text Add to dashboard Cite

Latar belakang. Indonesia merupakan negara tertinggi di dunia yang melaporkan kasus avian influenza A(H5N1) dengan proporsi kematian yang tinggi (83%). Sampai saat ini belum banyak penelitian kasus avian influenza A(H5N1) anak di Indonesia. Tujuan. Mengetahui pola epidemiologis, klinis, laboratoris, dan radiologis dalam hubungannya dengan kesembuhan atau kematian kasus avian influenza A (H5N1) anak. Metode. Studi retrospektif dari 37 kasus konfirmasi avian influenza anak di Indonesia berdasarkan data Badan Litbangkes dan Dirjen P2PL, Depkes RI serta WHO Indonesia dan disajikan secara deskriptif. Hasil. Riwayat kontak secara langsung dan tidak langsung dengan unggas (37,84%) sebanding dengan kontak pada kasus konfirmasi avian influenza (35,14%), 12 kasus diantaranya merupakan anggota kluster keluarga. Kasus terbanyak pada kelompok umur 5-<12 tahun (50,62%). Domisili kasus anak terutama di tiga propinsi Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Proporsi kematian avian influenza anak Indonesia lebih rendah (67,57%) dibanding proporsi kematian nasional (82,8%) tetapi masih sedikit lebih tinggi dari proporsi kematian global (59,45%). Gejala klinis utama yaitu demam (100%), batuk (86,49%), sesak (81,08%), serta penurunan kesadaran (62,16%). Pneumonia terjadi pada 59,46% kasus dengan proporsi kematian 68,18%. Kelompok yang mendapat oseltamivir (37%) mempunyai peluang hidup lebih besar dari pada kelompok yang tidak mendapat oseltamivir (20%), demikian pula lama awitan sakit dan dosis awal oseltamivir pada kelompok nonfatal lebih pendek (median 5,5 hari dengan rentang waktu 2-10 hari) dibanding kelompok yang fatal (median 8,5 hari, rentang 3-22 hari) menunjukkan makin cepat mendapat terapi oseltamivir memberi peluang hidup lebih baik. Kesimpulan. Spektrum klinis avian influenza yang luas menempatkan penyakit ini sebagai diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan termasuk kematian yang tidak jelas penyakitnya pada kluster keluarga atau sakit berat lainnya. Terapi oseltamivir memberi peluang hidup lebih baik disamping penemuan kasus dini serta perawatan secepatnya. Sari Pediatri 2011;12(5):347-58.Kata kunci: human avian influenza, anak, oseltamivir.

show abstract

Factors associated with case fatality of human H5N1 virus infections in Indonesia: a case series

Cited by 144 publications

References 14 publications

Viral and bacterial infection among hospitalized-suspected influenza A/H5N1 patients in Indonesia, 2008-2009

Viral and bacterial infection among hospitalized-suspected influenza A/H5N1 patients in Indonesia, 2008-2009

Effect of Using Oseltamivir in ARDS After Right Pneumonectomy with Suspicious H1N1

Karakteristik Klinis dan Epidemiologis Avian Influenza A (H5N1) Anak Di Indonesia, Tahun 2005-2007

Contact Info

Product

Resources

About