Search citation statements
Paper Sections
Citation Types
Year Published
Publication Types
Relationship
Authors
Journals
Background: Iodine deficiency disorders (IDD) is one of nutritional problem in Indonesia. Inadequate intake of iodine and excessive goitrogenic intake is are main cause of IDD. Objectives: This study aimed to determine factors associated with IDD among schoolchildren. Methods: This study was an observational analytic with case control design in Sidoharjo Village, Jambon Sub District, Ponorogo on May 2017. The sample was 62 students from the first – sixth grade of SDN IV Krebet. They are consist of 31 students suffer IDD and 31 students with non IDD measured from goiter palpation. The data was collected by interview using questionnaire, iodine and goitrogenic consumption using FFQ. Data were analyzed by using chi square, fisher exact, spearman correlation and logistic regression. Results: Dietary iodine source that are rarely consumed is seafood (79,03%). Dietary goitrogenic source that are often consumed is tiwul (48,39%). Logistic regression analysis showed that seafood intake is the most influence factor of IDD (p= 0,011). Conclusion: There was a relation between iodine intake and goitrogenic intake with IDD among school children. Meanwhile, there is no association between characteristic of family with IDD among school children.ABSTRAK Latar Belakang: Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah yang ada di Indonesia hingga saat ini. Rendahnya asupan yodium dan tingginya konsumsi sumber goitrogenik adalah penyebab terjadinya GAKY.Tujuan: Untuk mengetahui faktor yang berhubungan terhadap kejadian GAKY pada anak usia sekolah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control dan dilakukan di Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo pada bulan Mei 2017. Sampel penelitian ini yaitu siswa SDN IV Krebet dari kelas I-VI yang terdiri dari 62 siswa dimana 31 siswa menderita GAKY dan 31 siswa tidak menderita GAKY yang didapatkan dari hasil pemerikasaan palpasi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara dengan kuesioner dan FFQ untuk mengetahui pola konsumsi makanan sumber yodium serta goitrogenik. Data dianalisis menggunakan chi square, fisher exact, korelasi spearman dan regresi logistik.Hasil: Makanan sumber yodium yang jarang dikonsumsi oleh responden adalah ikan laut (79,03%). Sedangkan makanan sumber goitrogenik yang sering dikonsumsi oleh responden adalah tiwul (48,39%). Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian GAKY yaitu pola konsumsi ikan laut (p= 0,011).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pola konsumsi ikan laut, pola konsumsi telur dan pola konsumsi tiwul dengan kejadian GAKY. Sebaliknya tidak terdapat hubungan antara karakteristik keluarga dengan kejadian GAKY.
Background: Iodine deficiency disorders (IDD) is one of nutritional problem in Indonesia. Inadequate intake of iodine and excessive goitrogenic intake is are main cause of IDD. Objectives: This study aimed to determine factors associated with IDD among schoolchildren. Methods: This study was an observational analytic with case control design in Sidoharjo Village, Jambon Sub District, Ponorogo on May 2017. The sample was 62 students from the first – sixth grade of SDN IV Krebet. They are consist of 31 students suffer IDD and 31 students with non IDD measured from goiter palpation. The data was collected by interview using questionnaire, iodine and goitrogenic consumption using FFQ. Data were analyzed by using chi square, fisher exact, spearman correlation and logistic regression. Results: Dietary iodine source that are rarely consumed is seafood (79,03%). Dietary goitrogenic source that are often consumed is tiwul (48,39%). Logistic regression analysis showed that seafood intake is the most influence factor of IDD (p= 0,011). Conclusion: There was a relation between iodine intake and goitrogenic intake with IDD among school children. Meanwhile, there is no association between characteristic of family with IDD among school children.ABSTRAK Latar Belakang: Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah yang ada di Indonesia hingga saat ini. Rendahnya asupan yodium dan tingginya konsumsi sumber goitrogenik adalah penyebab terjadinya GAKY.Tujuan: Untuk mengetahui faktor yang berhubungan terhadap kejadian GAKY pada anak usia sekolah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control dan dilakukan di Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo pada bulan Mei 2017. Sampel penelitian ini yaitu siswa SDN IV Krebet dari kelas I-VI yang terdiri dari 62 siswa dimana 31 siswa menderita GAKY dan 31 siswa tidak menderita GAKY yang didapatkan dari hasil pemerikasaan palpasi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara dengan kuesioner dan FFQ untuk mengetahui pola konsumsi makanan sumber yodium serta goitrogenik. Data dianalisis menggunakan chi square, fisher exact, korelasi spearman dan regresi logistik.Hasil: Makanan sumber yodium yang jarang dikonsumsi oleh responden adalah ikan laut (79,03%). Sedangkan makanan sumber goitrogenik yang sering dikonsumsi oleh responden adalah tiwul (48,39%). Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian GAKY yaitu pola konsumsi ikan laut (p= 0,011).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pola konsumsi ikan laut, pola konsumsi telur dan pola konsumsi tiwul dengan kejadian GAKY. Sebaliknya tidak terdapat hubungan antara karakteristik keluarga dengan kejadian GAKY.
Latar Belakang: Yodium merupakan zat gizi mikro esensial bagi manusia. Defisiensi yodium mengakibatkan penurunan kecerdasan. Sumber yodium selain garam bersumber dari rumput laut E. cottonii. Fortifikasi tepung E. cottonii dapat dilakukan pada produk pangan, seperti nuget. Selain itu, hasil perikanan yang tinggi kandungan protein yang dapat dijadikan sebagai bahan baku nuget yakni Udang Vaname. Pengembangan nuget Udang Vaname difortifikasi tepung E. cottonii belum banyak dilakukan, sehingga perlu adanya pengembangan nuget Udang Vaname fortifikasi tepung E. cottonii sebagai pangan alternatif untuk mencegah defisiensi yodium. Tujuan: Fortifikasi tepung E. cottonii dalam pembuatan nuget Udang Vaname sebagai upaya peningkatan kandungan yodium. Metode: Rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial dengan 3 ulangan. Penelitian dilakukan di laboratorium hasil perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya. Jumlah kadar fortifikasi tepung E. cottonii yakni 0%; 7,5%; 10%; dan 12,5%. Parameter pengujian kimia yaitu kadar yodium, pengujian fisik yaitu kekenyalan, dan pengujian organoleptik metode hedonik warna, aroma, rasa, dan tekstur. Penentuan perlakuan terbaik dengan metode de Garmo dan dilakukan pengujian proksimat. Hasil: Fortifikasi tepung E. cottonii dalam variasi kadar berpengaruh nyata terhadap kadar yodium dan kekenyalan nuget Udang Vaname. Fortifikasi tepung E. cottonii dengan kadar terbaik yaitu 7,5% dengan kadar yodium 6,17 mcg/g; kekenyalan 6,65 N; karbohidrat 77,04%; protein 7,78%; lemak 3,67%; air 9,85%; dan abu 1,66%. Kesimpulan: Produk nuget Udang Vaname terfortifikasi tepung E. cottonii dapat menjadi salah satu bentuk produk diversifikasi dan perlu pengembangan lebih lanjut menjadi alternatif pangan untuk mencegah serta mengatasi defisiensi yodium.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.