2022
DOI: 10.31004/prepotif.v6i2.3120
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Burnai

Abstract: Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi dengan berat badan lahir < 2.500 gram. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa angka kematian bayi selama lima tahun kebelakang adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup (3,2%). Sementara target Millenium Development Goals (MDGS) ke-5 pada tahun 2015 yaitu menurunkan AKB menjadi 23 per 1.000 hidup (2,3%), penyebab angka kematian bayi baru lahir diantaranya BBLR 290 per 1.000 kelahiran hidup (29%), Asfeksia  270 per 1.000 k… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0
17

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 14 publications
(18 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
17
Order By: Relevance
“…Penyebab utama tingginya angka kesakitan, kematian, dan kecacatan pada bayi baru lahir adalah BBLR. (Jayanti et al, 2017) Penyedia layanan kehamilan, standar pelayanan antenatal, jenis kelamin bayi, jarak kelahiran, pendidikan ibu, dan status sosial ekonomi merupakan beberapa variabel yang berhubungan dengan BBLR. Faktor lain turut berperan dalam kejadian BBLR : berasal dari lingkungan, ibu, plasenta, dan janin.…”
Section: Organisasiunclassified
“…Penyebab utama tingginya angka kesakitan, kematian, dan kecacatan pada bayi baru lahir adalah BBLR. (Jayanti et al, 2017) Penyedia layanan kehamilan, standar pelayanan antenatal, jenis kelamin bayi, jarak kelahiran, pendidikan ibu, dan status sosial ekonomi merupakan beberapa variabel yang berhubungan dengan BBLR. Faktor lain turut berperan dalam kejadian BBLR : berasal dari lingkungan, ibu, plasenta, dan janin.…”
Section: Organisasiunclassified
“…Kunjungan ANC dalam penelitian yang dimaksud adalah kunjungan ANC ibu yang <4 kali berisiko 9,05 kali dalam mengalami kelharian BBLR dibanding ibu dengan kunjungan ANC lengkap (Hasmawati & Susanti, 2019). Studi lain juga mendapatkan hasil yang sama dengan nilai hasil p-value sebesar 0,026 sehingga kesimpulan yang dapat diambil yaitu ibu hamil dengan ANC rendah memiliki OR 3,692 kali dalam melahirkan BBLR apabila dibangdingkan dengan yang ≥ 4 kali (Fatima, Yudhi, & Ronny, 2017). Selain itu terdapat penelitian yang mendukung yang mendapatkan hasil korelasi yang signifikan dari kelengkapan ANC dengan kejadian BBLR pada RSUD Kabupaten Ciamis dan dengan OR sesebar 10,083.…”
Section: Hubungan Antara Antenatal Care Dengan Kejadian Bblrunclassified
“…Hipotetsis dalam penelitian ini yang dinyatakan terdapat hubungan pada paritas ibu bersalin dan BBLR, dapat diterima secara statistic dengan OR 3,016 yang memiliki arti bahwa memiliki paritas tinggi terdapat peluang melahirkan 3,016 kali lebih besar dengan BBLR jika dibanding paritas rendah (Khoiriah, 2017). Penelitian lain yang punya relevansi pada penelitian ini yaitu penelitian milik Fatima yang menunjukkan hasil bahwa tidak ada korelasi yang signifikan pada paritas dan kejadian BBLR (Fatima et al, 2017).…”
Section: Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Bblrunclassified
“…Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jayanti, et al, (2017) di Puskesmas Bangetayu (P= 1, OR=1,1). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hadiwijaya & Kumala (2019) dengan nilai P 0,70 yang menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan sosial ekonomi keluarga dengan kejadian BBLR Namun, tidak sejalan dengan penelitian Owa (2019) yang dilakukan di Nusa Tenggara Timur yang menunjukkan bahwa ibu dengan sosial ekonomi keluarga risiko tinggi 6,6 kali lebih berisiko melahirkan bayi berat <2500 gr dibandingkan ibu dengan sosial ekonomi keluarga risiko rendah.…”
Section: Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Kejadian Bblrunclassified
“…Untuk melihat status gizi dan deteksi dini KEK maka penting dilakukan pengukuran LILA. Ibu dengan LILA ≥ 23,5 cm dikategorikan memiliki status gizi baik tetapi jika LILA ibu < 23,5 cm dapat dikatakan bahwa ibu mengalami KEK, dimana ibu berisiko melahirkan BBLR (Jayanti, et al, 2017).…”
unclassified