Perubahan musim mengakibatkan terjadinya pola pergeseran musim barat ataupun timur dan kondisi perairan laut yang tidak dapat diprediksi. Hal ini menyebabkan jumlah hari melaut menjadi tidak menentu yang mempengaruhi besaran pendapatan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besar pendapatan kelompok nelayan di Pantai Dampar, Kabupaten Lumajang saat musim timur dan barat, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi, serta tingkat kerentanan penghidupan nelayan dalam menghadapi variabilitas musim. Jumlah sampel penelitian sebanyak 66 orang dari total 78 orang nelayan di Pantai Dampar yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Nelayan (KUBN Dampar). Analisis untuk mengetahui besar pendapatan kelompok nelayan diperoleh dari selisih antara penerimaan total dengan total biaya operasional. Selanjutnya, analisis faktor penentu dilakukan menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 25, sedangkan terkait tingkat kerentanan dianalisis menggunakan metode Livelihood Vulnerability Index (LVI). Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan nelayan pada musim timur lebih tinggi dibandingkan musim barat. Persentase selisih pendapatan nelayan pada musim timur dibandingkan pada musim barat sebesar 34% pada kelompok nelayan pancing, 14% pada kelompok nelayan jaring dan 16% pada kelompok nelayan pancing dan jaring. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi: jumlah hari melaut, jarak tempuh, kedalaman, lama melaut, pengalaman, tinggi gelombang, angin dan hujan. Namun lama melaut mempunyai pengaruh paling besar dengan persentase 36,5 %. Hasil analisis LVI menunjukkan bahwa tingkat kerentanan untuk semua kelompok nelayan masuk dalam ketegori rentan dengan skala LVI sebesar 0,28 sampai 0,31. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi skala LVI, maka kelompok nelayan semakin rentan terhadap variabilitas musim, sehingga pendapatan yang diperolehnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok nelayan lainnya. Penilaian pada lima modal yakni modal sosial, ekonomi, manusia, fisik, dan alam masih perlu dilakukan guna mendukung tingkat resiliensi atau kelompok nelayan.Title: Income Estimation and Fishers Livelihood Vulnerability in Facing Season Variability in Lumajang DistrictSeason change results in shifting patterns of west or east monsoons and unpredictable marine conditions. This causes days of fishing become uncertain that may affect income of fishers. This study aims to determine the income of fishers in Dampar Beach, Lumajang Regency during east and west seasons and determine the vulnerability index of fishers’s livelihood in facing season variability. Research was conducted on 66 members of fishers joint venture group in Dampar Beach (KUBN Dampar). Determining income of the fishers group is obtained from the subtraction of total fishing revenue with total operating costs. Furthermore, determinant factors were analyzed by multiple linear regression with SPP version 25; whilst the vulnerability index to season variability was analyzed using Livelihood Vulnerability Index (LVI) method. The results show that income of fishers in east season is higher than in west season. Income differences between east season and west season were 34%, 14% and 16% for fishing line group, net fishing group and both fishing line and net fishing group, respectively. Determinant factors were day of fishing, distance of fishing area, fishing depth, days at sea, experience, wave height, wind velocity, and rainfall. Days at sea was the most significant factor. LVI analysis shows that vulnerability levels of all fishing groups were vulnerable with LVI scale between 0,28 and 0,31. Results also show that should the LVI scale be higher, the group of fishers would become vulnerable to season variability; hence, income of the fishers would be lower than other groups of fishers. Assessment on five capitals (social, economic, human, physical, and natural capital) needs to be supported to enhance the resilience level of the fishers group.