Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Menyalurkan Donasi Melalui Platform Crowdfunding Berbasis Online

Abstract

Penggalangan donasi berbasis online dengan sistem crowdfunding lebih mampu menarik perhatian masyarakat karena cangkupannya yang luas dan dinilai lebih mudah digunakan untuk menggalang dana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam menyalurkan donasi secara online. Metode penelitian yang digunakan untuk menguji faktor-faktor tersebut berupa deskriptif kuantitatif dengan Structural Equation Modelling (SEM). Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh hasil penelitian bahwa faktor religiusitas, efektifitas kampanye dan inovasi platform berpengaruh positif sedangkan faktor jiwa sosial masyarakat berpengaruh negatif. Secara keseluruhan, semua faktor cukup signifikan dalam mempengaruhi masyarakat untuk berdonasi melalui crowdfunding berbasis online. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor jiwa sosial masyarakat berpengaruh negatif karena masyarakat berpendapat bahwa jika seseorang memiliki jiwa sosial tinggi, maka lebih cenderung memilih untuk menyalurkan bantuan atau berdonasi secara langsung dan tanpa menggunakan sistem online.

Awakening Revealed through Rose's Visual Analysis on #LangkahHijau Commercial Ads

“…Social media is an internet-based application, has the ability to convey information quickly and widely. In accessing social media, users in Indonesia spend varying amounts of time, on average they can spend three hours and twenty six minutes per social media user each day (Aziz et al, 2019). With similar considerations, the #LangkahHijau fundraising program also utilizes YouTube social media to display its advertising videos.…”

Kampanye Infak di Media Sosial dan Niat Perilaku Infak Masyarakat Saat Pandemi Covid-19

“…Desain instrumen yang digunakan untuk survei berbasis kuesioner ini diambil dari literaturliteratur sebelumnya. Fitur Media Sosial diukur dengan menggunakan lima item yang diadaptasi dari artikel Ahn et al ( 2018 2020) dengan menambahkan tiga item "membayar infak melalui penggalang donasi yang melakukan sosialisasi di media elektronik" dan "membayar infak melalui penggalang dana infak yang melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat" dan "membayar infak melalui penggalang donasi yang menyediakan sistem pembayaran non tunai" diadaptasi dari Aziz et al (2019); Beik & Alhasanah (2012); Jayanto & Munawaroh (2019); Muda et al (2006); Mukhlis & Beik (2013).…”

“…, "Saya merasa senang bisa membantu mereka yang terdampak Pandemi Covid-19"yang diadaptasi dariBeik & Alhasanah (2012);Chen et al (2019);Mukhlis & Beik (2013);Treiblmaier & Pollach (2006) "Saya berminat memberikan infak terbaik dari saya melalui pengelola dana infak yang melakukan kampanye penggalangan dana di media sosial" yang diadaptasi dari Chen et al (2019) "Sistem pembayaran yang disediakan oleh penggalang donasi online mudah dan praktis digunakan" yang diadaptasi dariAji et al (2020);Aziz et al (2019) dan "Saya ingin mendorong orang-orang di sekitar saya untuk infak," yang diadaptasi dariChen et al (2019) …”

Crowdfunding sebagai Bentuk Budaya Partisipatif pada Era Konvergensi Media: Kampanye #BersamaLawanCorona (Kitabisa.com)

“…Hasil penelusuran penelitianpenelitian terdahulu memperlihatkan bahwa penelitian mengenai crowdfunding memiliki beberapa topik yang dominan seputar motivasi orang berpartisipasi dalam crowdfunding (Aziz, Nurwahidin, & Chailis, 2019;Choy & Schlagwein, 2016;Gleasure & Feller, 2016;Sitanggang, 2018), penggunaan platform crowdfunding (Hutami & Irwansyah, 2019;Ibrahim, 2013;Sitanggang, 2018), gotong royong (Gea, 2016;Irfan, 2016), pemanfaatan crowdfunding untuk pendanaan (Abdillah & Danial, 2015;Adiansah, Mulyana, & Fedryansyah, 2016;Arifin & Wisudanto, 2017), dan hukum (Budiman & Octora, 2019;Chang, 2018;Hariyani & Serfiyani, 2015).…”