Salah satu produk pangan hewani utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah daging sapi dimana konsumsi masyarakt akan daging sapi terus meningkat. Data menunjukkan konsumsi daging sapi pada tahun 2022 jauh melebihi produksi dalam negeri. Keadaan persediaan yang kurang mencukupi pada satu sisi dan konsumsi daging yang berlebih pada sisi lainnya memaksa perlu dilakukan impor daging sapi. Meskipun sudah dibuka impor daging sapi, persoalan kelebihan konsumsi daging sapi tidak juga terpenuhi sehingga impor terus berlangsung dengan tidak terbendung. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana sesungguhnya produksi daging sapi di Indonesia? Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor determinan produksi daging sapi di Indonesia dan upaya yang dapat diambil untuk meningkatkan produksi dimaksud melalui scenario dan simulasi. Analisis menggunakan model regresi linear berganda, dengan data time series 30 tahun (1993 – 2022). Sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) dan Kementerian Pertanian Indonesia. Model dievaluasi sesuai kriteri apriori dan statistic, diikuti penetapan scenario dan simulasi dampak. Hasil analisis menunjukkan produksi daging sapi di Indonesia dipengaruhi oleh ketersediaan jumlah perusahaan pemelihara ternak sapi dan tingkat harga per kg daging sapi. Skenario yang berdampak meningkatkan produksi daging sapi adalah peningkatan harga dan jumlah perusahaan pemelihara ternak sapi. Skenario yang direkomendasikan untuk diterapkan adalah kombinasi peningkatan harga daging sapi sebesar 5% dan peningkatan jumlah perusahaan pemelihara ternak sapi hingga 10%.
ABSTRACT
One of the main animal food products consumed by Indonesian people is beef, where people's consumption of beef continues to increase. Data shows that beef consumption in 2022 will far exceed domestic production. The situation of insufficient supplies on the one hand and excessive meat consumption on the other hand forces the need to import beef. Even though beef imports have been opened, the problem of excess beef consumption has not been addressed so imports continue unstoppably. This condition raises the question, how is beef production actually done in Indonesia? This research aims to explain the determinant factors of beef production in Indonesia and the efforts that can be taken to increase production through scenarios and simulations. The analysis uses a multiple linear regression model, with 30-year time series data (1993 – 2022). Data sources come from the National Statistics Agency (BPS) and the Indonesian Ministry of Agriculture. The model is evaluated according to a priori and statistical criteria, followed by scenario determination and impact simulation. The results of the analysis show that beef production in Indonesia is influenced by the availability of the number of cattle-keeping companies and the price level per kg of beef. The scenario that has the impact of increasing beef production is an increase in prices and the number of cattle-raising companies. The recommended scenario to be implemented is a combination of increasing beef prices by 5% and increasing the number of cattle-keeping companies by up to 10%.