2018
DOI: 10.31227/osf.io/pxg7u
|View full text |Cite
Preprint
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Subjective Well-Being Pada Ibu Jalanan

Abstract: Ibu jalanan merupakan salah satu dari kelompok rentan, yaitu orang-orang yang mudah tertindas, berisiko tereksploitasi, dan sering terabaikan oleh program pemerintah. Hidup sebagai ibu jalanan bukan suatu pilihan yang menyenangkan, banyak tekanan yang harus dihadapi saat mereka menjalani peran gandanya, yaitu berjuang melayani keluarganya di tempat tinggal dan mencari nafkah untuk menopang kebutuhan keluarga di jalanan. Banyaknya tekanan hidup yang mereka hadapi dapat berdampak pada kondisi psikologis, salah s… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

1
0
0
3

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(4 citation statements)
references
References 7 publications
1
0
0
3
Order By: Relevance
“…One of the most influential factors on people's subjective well-being is a person's personality, especially self-esteem, because this personality variable describes consistency with subjective well-being. When someone feels unhappy, it turns out that self-esteem will be in a declining state (Fitrianur et al, 2018). This is in accordance with the research carried out Khairat and Adiyanti (2016) which states that 53.4% have an effect on subjective well-being, namely self-esteem.…”
Section: Role Self-esteem On Subjective Well-being Studentssupporting
confidence: 85%
“…One of the most influential factors on people's subjective well-being is a person's personality, especially self-esteem, because this personality variable describes consistency with subjective well-being. When someone feels unhappy, it turns out that self-esteem will be in a declining state (Fitrianur et al, 2018). This is in accordance with the research carried out Khairat and Adiyanti (2016) which states that 53.4% have an effect on subjective well-being, namely self-esteem.…”
Section: Role Self-esteem On Subjective Well-being Studentssupporting
confidence: 85%
“…Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa H1 diterima yaitu, terdapat pengaruh kepribadian big-five dan harga diri terhadap kesejahteraan subjektif pada dewasa awal yang mengalami quarter-life crisis di Universitas Binawan secara bersama-sama sebesar 24.8% sedangkan sisanya 75.2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini, yaitu tingginya kesejahteraan subjektif dapat dipengaruhi oleh faktor dukungan sosial, kepuasan hidup, kebersyukuran, forgiveness, spiritualitas dan distress psikologis 21 Pengaruh yang simultan ini sesuai dengan grand theory milik 15 yang menyatakan bahwa, ciri kepribadian muncul untuk memberikan makna tertentu pada individu untuk menerima dan memaknai kejadian dalam hidup serta mampu menjalani hidup dalam sikap yang positif maupun negatif. Selain itu, kemunculan kesejahteraan subjektif akan tetap stabil sepanjang waktu dan itu sangat erat hubungannya dengan harga diri yang dimiliki oleh setiap individu.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Subjective well-being secara luas mengacu pada bagaimana seseorang mengevaluasi pengalaman hidup maupun pengalaman emosionalnya seperti kepuasan, emosi positif, dan rendahnya emosi negatif (Diener, Oishi, & Lucas, 2015). Dalam definisi lain, subjective wellbeing merupakan konsep bagaimana seseorang mempersepsikan dan merasakan pengalaman yang mereka alami dalam hidup mereka baik yang berkaitan dengan emosi maupun kognitif (Fitrianur, Situmorang, & Tentama, 2018 Griffin (2014) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu penilaian seseorang terhadap pekerjaan seseorang apakah pekerjaan tersebut dapat memuaskan dan menyenangkan atau tidak. Jadi, kepuasan kerja yang dirasakan karyawan terjadi apabila seorang karyawan merasa nyaman terhadap pekerjaannya dan juga kondisi perasaan yang dimiliki karyawan.. Semakin senang dan nyaman seseorang dengan pekerjaan (subjective wellbeing), maka semakin puas seseorang.…”
Section: Meskipununclassified
“…Subjective well-being memiliki makna sebagai konsep kepribadian yang berkaitan dengan perasaan dan penilaian seseorang akan suatu keadaan atau peristiwa yang mereka rasakan dan alami baik itu secara kognitif (sikap) maupun afektif (emosi) Subjective well-being memiliki makna sebagai konsep kepribadian yang berkaitan dengan perasaan dan penilaian seseorang akan suatu keadaan atau peristiwa yang mereka rasakan dan alami baik itu secara kognitif (sikap) maupun afektif (emosi) (Fitrianur, 2018) untuk menentukan kualitas hidup dan kepuasan hidup (Mujiasih, 2013). Dalam penelitian yang di lakukan oleh Lufiana (2017) subjective well-being mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan.…”
unclassified