Kasus Tuberkulosis (TBC) berulang menjadi tantangan dalam target eliminasi TBC 2030 sehingga menjadi prioritas program, karena berpotensi menjadi TBC resisten obat (RO). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor risiko terjadinya kasus TBC berulang. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan selama 6 bulan menggunakan disain case-control study secara retrospektif. Sampel kasus penelitian adalah semua pasien TBC di 12 Puskesmas di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan pada saat dilakukan penelitian yaitu sebanyak 46 orang, sedangkan kontrol adalah pasien TBC yang telah dinyatakan sembuh sesuai dengan jadwal pengobatan pada 2 tahun terakhir (2017-2019) sebanyak 92 orang (perbandingan 1:2). Variabel terikat pada penelitian ini adalah pasien TBC berulang/TBC RO dan variabel bebas yaitu karakteristik responden (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), perilaku etika batuk, tingkat pengetahuan, kepatuhan minum obat, sikap, lingkungan dan peran PMO. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner terstruktur kepada responden dengan bantuan petugas Puskesmas. Analisis faktor risiko dengan nilai p < 0,05 dipertimbangkan sebagai hasil yang bermakna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik sikap pasien dalam menghadapi penyakit TBC yang dideritanya memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya kasus TBC berulang. Penyuluhan perlu menjadi perhatian khusus untuk meningkatkan pengetahuan penderita dan harapannya mampu mengubah sikap responden terhadap penyakit TBC, pada materi penyuluhan sebaiknya ditambahkan juga pengetahuan bahwa setelah dinyatakan sembuh tidak membuat pasien menjadi kebal terhadap kuman TBC, tetapi kemungkinan untuk terinfeksi baru ataupun kambuh masih mungkin bisa terjadi. Penyuluhan diharapkan mampu mengubah sikap dan pandangan responden terhadap penyakit TBC, sehingga responden dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari.Kata kunci: faktor risiko, kasus kontrol, retrospektif, TBC berulang