2019
DOI: 10.35892/jikd.v14i4.269
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Rsud Salewangan Maros

Abstract: Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma / ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma. nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalam emosinal yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual, potensial, atau yang dirasakan dengan kejadian – kejadian saat terjadi kerusakan. Teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi di percaya dapat menurunkan nyeri dengan me… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Tidak semua individu yang terpapar terhadap stimulus yang sama kemudian mengalami intensitas nyeri yang sama (Rompas & Mulyadi, 2017). Gerakan tubuh dan ekspresi wajah dapat mengindikasikan adanya nyeri, seperti gigi mengatup, menutup mata dengan rapat, wajah meringis, merengek, menjerit dan imobilisasi tubuh (Junaiddin, 2019). Individu dapat berespon terhadap nyeri dan mencari intervensi fisik untuk mengatasi nyeri, seperti analgesik serta aktivitas kognitif dan perilaku seperti distraksi, relaksasi, dan guided imagery (Fajar Tri Waluyanti,Happy Hayati, 2019).…”
Section: Hasilunclassified
“…Tidak semua individu yang terpapar terhadap stimulus yang sama kemudian mengalami intensitas nyeri yang sama (Rompas & Mulyadi, 2017). Gerakan tubuh dan ekspresi wajah dapat mengindikasikan adanya nyeri, seperti gigi mengatup, menutup mata dengan rapat, wajah meringis, merengek, menjerit dan imobilisasi tubuh (Junaiddin, 2019). Individu dapat berespon terhadap nyeri dan mencari intervensi fisik untuk mengatasi nyeri, seperti analgesik serta aktivitas kognitif dan perilaku seperti distraksi, relaksasi, dan guided imagery (Fajar Tri Waluyanti,Happy Hayati, 2019).…”
Section: Hasilunclassified