Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran self-disclosure terhadap kesehatan mental remaja di panti asuhan. Penelitian menggunakan metode mix method dengan 43 sampel remaja berusia 12-18 tahun yang diambil dari Panti Asuhan Daarut Taqwa, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan kuesioner penelitian. Instrumen yang digunakan pada self-disclosure yakni Revised Self-Disclosure Scale dan kesehatan mental menggunakan instrumen Mental Health Inventory Scale. Analisis data kualitatif menggunakan teknik reduksi, display data dan penarikan kesimpulan, sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh self-disclosure sebesar 19,7% terhadap kesehatan mental remaja panti asuhan. 80,3% lainnya adalah faktor lain seperti pengasuhan, lingkungan, self-compassion, dan pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja panti asuhan antara lain disebabkan anak korban kekerasan dalam rumah tangga, korban pornografi dan pengasuhan yang kurang. Kesimpulan penelitian ini dalam menguatkan kesehatan mental remaja panti asuhan diperlukan penanaman sikap self-disclosure yang tinggi.
Kata kunci: self-disclosure, kesehatan mental, remaja, panti asuhan