Penelitian ini dilakukan untuk membangun konsep akuntansi “giving” dengan menginternalisasikan Lillahi Ta’ala. Penulis meleburkan dua paradigma, yaitu paradigma Islam dan kritis, sedangkan fenomenologi digunakan sebagai bagian dari metode dan alat analisis yang menghasilkan fenomenologi Islam kritis. Peneliti menemukan fenomena bahwa semakin banyak pengeluaran untuk zakat, infaq, shodaqoh semakin meningkatkan penghasilan PT.AML dari tahun ke tahun. Loman merupakan fenomena yang timbul karena keyakinan pemilik perusahaan, bahwa rizki yang didapatkan dari hasil usahanya bukan hanya miliknya, melainkan ada hak orang lain yang harus didistribusikan. Bagi perusahaan, pembukuan sesuai SAK bukan hal penting dalam menjalankan operasional usaha, sehingga selama ini perusahaan hanya menggunakan pembukuan sederhana yang isinya penerimaan dan pengeluaran. Praktik akuntansi pada PT. AML menunjukkan bahwa SAK tidaklah satu-satunya alat untuk mencapai keberhasilan sebuah usaha. Berangkat dari sifat loman telah memunculkan praktik akuntansi baru yang tidak sama dengan SAK. Konsep akuntansi “giving”, yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebuah konsep yang dibangun atas dasar loman lillahi Ta’ala, dengan mengalokasikan seberapa besar manfaat yang mampu diberikan perusahaan untuk kesejahteraan orang lain, hal itulah yang menjadi novelty dalam penelitian ini.