ABSTRAKSusu tinggi protein merupakan makanan kompleks yang mengandung beberapa senyawa bioaktif potensial, kemungkinan memiliki efek terhadap berat badan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian pemberian susu tinggi protein terhadap tingkat konsumsi susu tinggi protein, status gizi dan menganalisis hubungan antara tingkat konsumsi zat gizi makro dengan status gizi. Penelitian ini menggunakan metode eksprimental dengan desain Randomized Control Trial (RCT). Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu 24 subjek pada kelompok perlakuan dan 23 subjek pada kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan susu tinggi protein dan pendidikan gizi selama 90 hari. Kelompok kontrol diberikan pendidikan gizi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan asupan energi antara kedua kelompok (p<0,05; 422,08±333,9 kkal pada kelompok perlakuan). Intervensi susu tinggi protein dapat meningkatkan asupan protein secara signifikan (p<0,05;26,8±13,95 gram).Terdapat peningkatan signifikan berat badan pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05;2,37±1,3 kg). IMT meningkat signifikan pada kelompok perlakuan (p<0,05; 0,92±0,53 kg/m 2 ). Terdapat korelasi positif yang signifikan antara konsumsi energi dan protein dengan IMT dan berat badan (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa intervensi susu tinggi protein dapat meningkatkan status gizi melalui peningkatan berat badan dan dapat meningkatkan asupan energi dan protein.
Kata kunci : Konsumsi zat gizi makro, status gizi, berat badan
ABSTRACT
High-protein milk is a complex food that contains several potential bioactive compounds that affect on body weight. This study aimed to analyze the effect of high-protein milk on consumption level of nutrient, nutritional status and correlation between consumption level of nutrient and nutritional status. This study used experimental trial with design Randomized ControlledTrial. The subjects were divided into two groups were 24 subjects in the treatment group and 23 subjects in the control group. The treatment group was given high-protein milk and nutritional education for 90 days. The control groups was given nutritional education. The results showed that there were significant differences energy intake in the treatment group compared to the control (p<0,05;422,08±333,9 kcal