Introduction: Breast cancer occurs because breast cells grow out of control. The incidence of breast cancer is still very high both in developed countries and in Indonesia. One treatment that can be done is chemotherapy. Pain is one of the effects that can occur in undergoing chemotherapy, besides the increasing stage of cancer can increase pain. This increased pain often affects a person's quality of life. This study aims to determine the relationship between pain intensity and quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy at PPLK RSUD Dr. Soetomo.Methods: This research is a descriptive analytical study with a cross-sectional method. Sampling was done by total sampling that met the inclusion and exclusion criteria, then filled out the Sf-36 questionnaire and the Wong Baker pain scale. Forty respondents with breast cancer underwent chemotherapy at PPLK RSUD Dr. Soetomo. Analysis using SPSS. The Shapiro Wilk test was used to determine the normality test. Correlation using Spearman's test.Results: From 40 respondents, the youngest age in this study was 29 years old and the oldest was 61 years old. The highest level of pain in stage 4 breast cancer patients is in the mildly disturbing category, which is measured using the Wong Baker scale. The results of the Spearman test concluded that there were significant results between pain intensity and quality of life. There are 8 components in assessing the quality of life with the SF-36: physical function, physical role, emotional role, energy, mental health, social function, pain, and general health (p<0.05).Conclusion: This study shows a relationship between pain intensity and quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy. Pendahuluan: Kanker payudara terjadi karena sel-sel payudara tumbuh di luar kendali. Angka kejadian kanker payudara masih sangat tinggi baik di negara maju maupun Indonesia. Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan adalah kemoterapi. Nyeri merupakan salah satu efek yang dapat terjadi dalam menjalani kemoterapi, selain itu stadium kanker yang meningkat dapat meningkatkan rasa nyeri. Nyeri yang meningkat ini seringkali memengaruhi kualitas hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di PPLK RSUD Dr. Soetomo.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi analitik dengan metode cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dilakukan pengisian kuisioner Sf-36 dan skala nyeri Wong Baker. Terdapat 40 responden penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di PPLK RSUD Dr. Soetomo. Analisis menggunakan SPSS. Uji Shapiro Wilk digunakan untuk menentukan uji normalitas. Korelasi hubungan menggunakan uji Spearman.Hasil: Dari 40 responden diperoleh hasil dengan usia termuda dalam penelitian ini berumur 29 tahun dan tertua berumur 61 tahun. Tingkatan nyeri tertinggi pada pasien kanker payudara stadium 4 masuk dalam kategori agak mengganggu, yang diukur menggunakan skala Wong Baker. Hasil uji Spearman menyimpulkan adanya hasil yang signifikan antara intensitas nyeri dengan kualitas hidup. Terdapat 8 komponen dalam menilai kualitas hidup dengan SF-36, yaitu fungsi fisik, peranan fisik, peranan emosi, energi, kesehatan jiwa, fungsi sosial, rasa nyeri, dan kesehatan umum (p<0,05).Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara intensitas nyeri dan kualitas hidup pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi.