2018
DOI: 10.33653/jkp.v5i1.103
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Ginjal

Abstract: Diabetes Mellitus (DM) commonly known as diabetes is a disease characterized by persistent and varied hyperglycemia (elevated blood sugar), especially after eating. Diabetes mellitus is a state of chronic hyperglycemia with a variety of metabolic abnormalities due to hormonal disturbances, leading to various chronic complications of the eyes, kidneys, and blood vessels, with lesions in the basement membrane in examination with an electron microscope. Chronic complications of DM are impaired renal function with… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
1
0
5

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(6 citation statements)
references
References 3 publications
0
1
0
5
Order By: Relevance
“…Kadar hemoglobin berkaitan dengan kondisi tertentu seperti berat badan, usia, aktivitas fisik yang dilakukan, jenis kelamin, adanya infeksi pada tubuh, pola makan, dan keadaan patologis lainnya (Kusudaryati dan Prananingrum, 2018). Kadar hemoglobin yang tinggi dan rendah pada kondisi tubuh normal dapat disebabkan oleh transport protein feritin (protein yang mengatur pembentukan zat besi) ke jaringan yang lebih membutuhkan (Kusudaryanti dan Prananingrum, 2018), kemungkinan lain karena terjadi lisis pada darah, kurangnya vitamin B12 dan kurangnya asam folat (Utami dan Fuad, 2018). Pengukuran kadar hemoglobin hari ke-1 dilakukan saat kondisi hewan coba mencit sudah dalam keadaan diabetes dengan batasan kadar gula darah adalah >126 mg/dL (Prasetyo dkk., 2016).…”
Section: Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Kadar hemoglobin berkaitan dengan kondisi tertentu seperti berat badan, usia, aktivitas fisik yang dilakukan, jenis kelamin, adanya infeksi pada tubuh, pola makan, dan keadaan patologis lainnya (Kusudaryati dan Prananingrum, 2018). Kadar hemoglobin yang tinggi dan rendah pada kondisi tubuh normal dapat disebabkan oleh transport protein feritin (protein yang mengatur pembentukan zat besi) ke jaringan yang lebih membutuhkan (Kusudaryanti dan Prananingrum, 2018), kemungkinan lain karena terjadi lisis pada darah, kurangnya vitamin B12 dan kurangnya asam folat (Utami dan Fuad, 2018). Pengukuran kadar hemoglobin hari ke-1 dilakukan saat kondisi hewan coba mencit sudah dalam keadaan diabetes dengan batasan kadar gula darah adalah >126 mg/dL (Prasetyo dkk., 2016).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Pengukuran kadar hemoglobin yang dilakukan di hari ke-1, menunjukkan terdapat tiga kelompok perlakuan yang memiliki kadar hemoglobin rendah atau dalam kondisi anemia yakni kelompok ekstrak dosis 1 (0,0042 mg/g BB), kontrol positif aloksan dan kontrol normal serta terdapat tiga kelompok perlakuan yang mengalami peningkatan kadar hemoglobin yakni kelompok ekstrak dosis 2 (0,0084 mg/g BB), kelompok ekstrak dosis 3 (0,0126 mg/g BB) dan glibenclamide (0,013 mg/g BB). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi antara lain dalam kondisi diabetes tidak selalu diikuti dengan kondisi anemia, sehingga kadar gula darah yang tinggi tidak selalu menjadi tolak ukur terjadinya anemia (Utami dan Fuad, 2018). Faktor hari pengukuran kadar hemoglobin juga berpengaruh, uji kadar hemoglobin di hari ke-1 dilakukan setelah 3 hari mencit diberi induksi aloksan monohydrate untuk memicu keaadaan diabetes.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Diabetes melitus salah satu penyakit penyebab utama morbiditas dan mortalitas akibat berbagai komplikasi seperti kebutaan, amputasi tungkai bawah, penyakit ginjal, dan nefropati diabetik (Utami & Fuad, 2018). Saat keadaan hiperglikemi kronis pasien diabetes melitus akan menyebabkan berbagai penyakit komplikasi mikrovaskuler.…”
unclassified
“…Saat keadaan hiperglikemi kronis pasien diabetes melitus akan menyebabkan berbagai penyakit komplikasi mikrovaskuler. Penelitian Utami & Fuad (2018) mengemukakan prevalensi komplikasi mikrovaskuler yaitu retinopati (20%), neuropati (16%), nefropati (37%), cardiovascular disease (26%), cerebrovascular disease (8%) dan peripheral vascular disease (11%). Penyakit diabetes melitus tipe 1 dan 2 berkembang menjadi nefropati diabetik sekitar 20% -40%.…”
unclassified
“…Eritropoitin adalah hormon yang terutama diproduksi oleh ginjal untuk meningkatkan produksi eritrosit. Hormon Eritropoetin (EPO) 90% diproduksi oleh ginjal dan 10% di diproduksi oleh di hati (Utami & Fuad, 2018) Hormon ini berfungsi untuk merangsang sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah. Karena terganggunya fungsi ginjal, akan ginjal tidak dapat memproduksi cukup sehingga terjadi penurunan eritrosit eritropoetin dapat mempengaruhi sumsum tulang untuk membentuk sel darah.…”
unclassified