2018
DOI: 10.20473/jbk.v6i1.2017.70-78
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Gambaran Karakteristik Akseptor Keluarga Berencana (KB) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Desa Payaman

Abstract: Indonesia have a problem on the number one of quality human resources with the high birth rate each year. In these improvements, it is necessary to increase the degree of life with development and Family Planning (FP). The purpose of this study was to determine description of characteristic FP MKJP acceptors in Payaman village, Ngraho, Bojonegoro. This research was descriptive analytic with quantitative approach. The data were collected using structured questioners to 243 mothers and 213 fathers in Payaman vil… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
6

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(7 citation statements)
references
References 1 publication
0
1
0
6
Order By: Relevance
“…Layanan yang terhambat menurutnya berpotensi terjadi kelahiran atau kehamilan yang tidak diinginkan akan meningkat. Menurunnya jumlah kunjungan akseptor keluarga berencana di praktik mandiri bidan diduga karena akseptor berpikir masalah keluarga berencana masih bisa ditunda, padahal apabila saatnya sudah harus dilakukan akan tetapi ditunda akibatnya akan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan (FatchiyaA et al, 2021;Fitri & Fitriyah, 2018). Temuan ini diperkuat dengan temuan sebelumnya yang menyatakan evaluasi peningkatan gizi pada ibu hamil, adalah dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil melalui antenatal care (ANC) terpadu (Hety et al, 2021).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Layanan yang terhambat menurutnya berpotensi terjadi kelahiran atau kehamilan yang tidak diinginkan akan meningkat. Menurunnya jumlah kunjungan akseptor keluarga berencana di praktik mandiri bidan diduga karena akseptor berpikir masalah keluarga berencana masih bisa ditunda, padahal apabila saatnya sudah harus dilakukan akan tetapi ditunda akibatnya akan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan (FatchiyaA et al, 2021;Fitri & Fitriyah, 2018). Temuan ini diperkuat dengan temuan sebelumnya yang menyatakan evaluasi peningkatan gizi pada ibu hamil, adalah dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil melalui antenatal care (ANC) terpadu (Hety et al, 2021).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…The puerperium begins from the moment the placenta is born and ends when the obstetric apparatus returns to it was before pregnancy. The puerperium period lasts approximately 6 weeks or 42 days, which is the time needed for the recovery of the aerial body to a normal state (Imelda Fitri, 2018).…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…Dari Tabel 4 dapat menunjukkan bahwa seluruh "pelaku KB" yaitu mereka yang menggunakan alat kontrasepsi adalah perempuan. Kondisi yang sama pada hasil kajian (Sihabudin et al, 2018) serta (Fitri & Fitriyah, 2018) Sementara itu, meski hampir seluruh responden (98%) mengaku sudah mengakses KB gratis yang disediakan pemerintah, namun tercatat masih ada sekitar 22 persen responden yang melakukan putus pakai dalam penggunaan alkon. Pemakaian alkon yang tidak terus menerus ini disampaikan sejumlah responden terkait dengan beberapa alasan seperti: ingin hamil, tidak cocok dan adapula sebagian lainnya yang menjawab karena "malas" mengantri di Puskesmas.…”
Section: Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pus Miskinunclassified