Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Tahun 2018

Abstract

Premature rupture of membrane (PROM) is the rupture of the membrane before delivery. This study was aimed to determine the profile of PROM based on maternal age, parity, occupation, duration of PROM, type of delivery, gestational age, and perinatal outcomes. This was a descriptive and retrospective study. Samples were delivery women who had PROM at gestational age≥ 37 weeks and <37 weeks at Prof. Dr. R. D. Kandou Manado form January 1 to December 31, 2018. The results showed a total of 78 patients of PROM. Most patients were 20-34 years (65.39%), senior high school educated (71.80%), housewifery (69.23%), multiparity (58.87%), PROM ≥24 hours (65.38%), gestational age ≥37 weeks (85.90%), cesarean delivery (85.90%), and Apgar score of 7-10 (79.48%). In conclusion, PROM patients in 2018 were more common in age 20-34 years, senior high school educated, housewifery, multiparity, PROM ≥24 hours, gestational age ≥37 weeks, cesarean delivery, and a perinatal outcome of Apgar score of 7-10 (79.48%)Keywords: premature rupture of membrane Abstrak: Ketuban pecah dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian KPD berdasarkan usia ibu, paritas, pekerjaan, lamanya ketuban pecah, jenis persalinan, usia kehamilan, dan luaran perinatal. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif. Sampelpenelitian ini ialah ibu bersalin yang mengalami KPD pada usia kehamilan ≥37 minggu dan <7 minggu di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari -31 Desember 2018. Hasil penelitian mendapatkan total 78 kasus KPD yang terdiri dari ibu berusia 20-34 tahun (65,39%), pendidikan SMA (71,80%), IRT (69,23%), multipara (58,87%), ketuban pecah ≥24 jam (65,38%), usia kehamilan ≥37 minggu (85,90%), persalinan seksio sesarea (85,90%), dan Apgar score 7-10 (79,48%). Simpulan penelitian ini ialah kasus KPD pada tahun 2018 yang paling sering pada usia ibu 20-34 tahun, pendidikan SMA, IRT, multipara, ketuban pecah ≥24 jam, usia kehamilan ≥37 minggu, persalinan seksio sesarea, dan luaran perinatal Apgar score 7-10.Kata kunci: ketuban pecah dini

Description of the Characteristics of Mothers with Premature Rupture of Membrane

“…Sebagai aturan umum, aktivitas ibu bekerja dan tidak bekerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka selama mereka dapat mengendalikan ketenangan mereka dan mengetahui batas-batas pekerjaan mereka. Penyebab ruptur kandung kemih prematur adalah multifaktorial dan biasanya dikaitkan dengan peningkatan aktivitas fisik yang menyebabkan kelemahan amnion (Syarwani et al, 2018).…”

Hubungan Lama Ketuban Pecah Dini, Umur ibu, Paritas dan Jenis Persalinan terhadap Nilai APGAR

“…Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syarwani, dkk (2018) bahwa APGAR score terbanyak didapatkan pada bayi dengan ibu yang mengalami KPD yaitu nilai APGAR 7-10 (79,48%).…”

Profil Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

“…Berdasarkan fenomena di atas, sangat diperlukan penelitian untuk mengetahui profil KPD pada ibu bersalin di RSUDZA Banda Aceh. (16) Hamil saat usia < 20 tahun dan > 35 tahun dapat meningkatkan risiko kejadian KPD. Usia ibu hamil < 20 tahun dianggap memiliki alat reproduksi yang belum berfungsi secara optimal sehingga mempengaruhi pembentukkan selaput ketuban menjadi abnormal, sedangkan usia ibu hamil > 35 tahun terjadi penurunan fungsi organ reproduksi yang akan berpengaruh terhadap proses embriogenesis sehingga selaput ketuban menjadi lebih tipis dan memudahkan selaput ketuban pecah sebelum waktunya.…”

“…Penelitian yang dilakukan Meiriza (2017) menunjukkan hasil yang sama, dimana kasus KPD yang terjadi dalam durasi waktu ≥ 12 jam sebanyak 58 responden (74,3%). (16) Umumnya KPD yang terjadi pada usia kehamilan aterm akan mengalami persalinan spontan dalam 24 jam. (22) Ketuban pecah dini yang terjadi selama ≥ 12 jam harus diwaspadai oleh ibu hamil karena akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.…”