Anemia due to iron deficiency is one of the major causes of anemia among Indonesian pregnant women. In developed country, the deaths of mothers and infants are relate to anemia caused by iron deficiency. This study aimed to obtain the profile of maternal anemia at the primary health care Bahu Manado. This was a descriptive prospective study with a cross sectional design. Samples were sobtained by using total sampling method consisted of 40 pregnant women. Serum iron (SI) was examined among anemic pregnant women. The results showed that of the 40 pregnant women, 13 (32.5%) had anemia. Of the 13 anemic pregnant women, 8 (61.5%) had decreased SI. The analysis found that there was a relation between age, age of pregnancy, parity, education, and job with anemia and decreased SI. It is recommended to consume enough iron during pregnancy and have a regular check up, and treatment in case that the iron level is not optimal.Keywords: anemia, pregnant woman, iron deficiency Abstrak: Anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama terjadinya anemia pada ibu hamil di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi sehingga masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di negara berkembang kematian ibu dan janin berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil zat besi (Fe) pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Bahu Manado. Jenis penelitian deskriptif prospektif dengan desain potong lintang. Pemilihan sampel menggunakan metode total sampling yaitu dengan menggunakan seluruh populasi berjumlah 40 orang. Serum iron (SI) diperiksa pada ibu hamil dengan anemia. Hasil penelitian menunjukkan dari 40 ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Bahu Manado, didapatkan 13 (32,5%) ibu hamil mengalami anemia. Dari 13 ibu hamil yang anemia, didapatkan 8 (61,5%) ibu hamil mengalami penurunan kadar SI . Hasil analisis mendapatkan hubungan antara usia, usia kehamilan, paritas, pendidikan dan pekerjaan dengan anemia dan penurunan kadar SI pada ibu hamil. Disarankan kepada ibu hamil untuk memenuhi asupan zat besi saat hamil dan melakukan kontrol pemeriksaan serta mendapatkan pengobatan bila kadar zat besi (Fe) tidak berada pada nilai optimal. Kata kunci: anemia, ibu hamil, defisiensi besi
Hypertension in pregnancy is still a major cause of maternal death. Preeclampsia affects about 2% to 8% of pregnancies worldwide. This study was aimed to determine the risk factors associated with the occurrence of preeclampsia. This was is a literature review study, using three databases, namely PubMed, ClinicalKey, and Google Scholar. The keywords used were risk factors OR faktor risiko AND preeclampsia OR preeklampsia. After being selected with inclusion and exclusion criteria, a critical appraisal was carried out and obtained 30 literatures consisting of 14 cross-sectional studies, 13 case control studies, and 3 cohort studies. The results found 30 literatures examined the relationship factors or characteristics of age, parity or gravida status, obesity, diabetes mellitus, chronic hypertension, history of kidney disease, history of preeclampsia, multiple pregnancies, family history of preeclampsia, duration between pregnancies, socioeconomic status (education levels and employment), and autoimmune diseases. In conclusion, the factors associated with the occurrence of preeclampsia are age at risk for pregnant women, nulliparity, primigravida, obesity, diabetes mellitus, chronic hypertension, history of kidney disease, history of preeclampsia, multiple pregnancies, family history of preeclampsia, distance between pregnancies, socioeconomic level, and autoimmune disease.Keywords: risk factors, preeclampsia. Abstrak: Hipertensi dalam kehamilan masih menjadi penyebab kematian ibu yang cukup tinggi. Preeklampsia memengaruhi sekitar 2% hingga 8% kehamilan di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya preeklamp-sia. Jenis penelitian ialah literature review, menggunakan tiga database yaitu PubMed, ClinicalKey, dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan yaitu risk factor OR faktor risiko AND preeclampsia OR preeklampsia. Setelah diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan critical appraisal, didapatkan 30 literatur yang terdiri dari 14 cross-sectional study, 13 case control study, dan 3 cohort study. Hasil penelitian mendapatkan 30 literatur yang meneliti hubungan faktor atau karakteristik usia, paritas atau status gravida, obesitas, diabetes melitus, hipertensi kronik, riwayat penyakit ginjal, riwayat preeklampsia, kehamilan ganda, riwayat preeklampsia keluarga, jarak antar kehamilan, status sosial ekonomi (tingkat pendidikan dan pekerjaan), dan penyakit autoimun. Simpulan penelitian ini ialah faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya preeklampsia yaitu usia ibu hamil berisiko, nuliparitas, primigravida, obesitas, diabetes melitus, hipertensi kronik, riwayat penyakit ginjal, riwayat preeklampsia, kehamilan ganda, riwayat preeklampsia keluarga, jarak antar kehamilan, tingkat sosioekonomi, dan penyakit autoimun.Kata kunci: faktor risiko, preeklampsia
Endometriosis is a gynecology disease in which the endometrium grows outside of the uterine cavity. The endometrial tissue that keeps growing can cause irritation, pain, and infertility. The prevalence of endometriosis in women of reproductive age varies between 3-10% meanwhile the incidence endometriosis in infertile women is 9-50%. This study was aimed to obtain the characteristics of patients with endometriosis at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado from January 2016 to September 2017. This was a descriptive retrospective study, using medical record data of endometriosis patients at Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado. The results showed 65 cases of endometriosis during that period but only 54 cases had complete data in the medical records. Endometriosis cases were more common among age of 36-45 years (50%), senior high school (61.1%), housewife (51.9%), married status (92.6%), nulipara (51.9%), menarche at age 12 years (35.2%), duration of menstruation for 5 days (29.6%), dysmenorrhoea (44.4%), endometriosis location in the ovarium (73.6%), endometriosis with stage 4 (51.9%), and treated with operation and medicine (51.9%). Conclusion: Most frequent characteristics patientswith endometriosis were 36-45 years old, senior high school, housewife, married, nulipara, menarche at age 12 years, duration of menstruation 5 days, dysmenorrhoea, location of endometriosis in the ovarium, stage 4 endometriosis, and treated with operation and medicine.Keywords: endometriosis Abstrak: Endometriosis merupakan penyakit ginekologis dimana endometrium tumbuh di luar rongga uterus. Jaringan endometrium yang terus tumbuh ini dapat menyebabkan iritasi, rasa nyeri, dan infertilitas. Prevalensi endometriosis pada wanita usia reproduksi bervariasi antara 3-10%. Pada kelompok wanita infertilitas angka kejadian sekitar 9-50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita endometriosis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2016 – September 2017. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif, menggunakan data rekam medik penderita endometriosis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil penelitian mendapatkan 65 kasus endometriosis selama periode tersebut tetapi pasien yang memiliki data rekam medik lengkap hanya 54 kasus. Distribusi endometriosis terbanyak pada kelompok usia 36-45 tahun (50%), pendidikan terakhir tingkat SLTA (61,1%), perkerjaan ibu rumah tangga (51,9%), status kawin (92,6%), nulipara (51,9%), usia menarche 12 tahun (35,2%), lama waktu menstruasi 5 hari (29,6%), keluhan utama nyeri haid (44,4%), lokasi pada ovarium (73,6%), endometriosis dengan stadium 4 (51,9%), dan penanganan secara operasi dan medikamentosa (51,9%). Simpulan: Karakteristik penderita endometriosis terbanyak pada kelompok usia 36-45 tahun, tingkat pendidikan SLTA, pekerjaan ibu rumah tangga, status kawin, nulipara, usia menarche 12 tahun, lama waktu menstruasi 5 hari, keluhan utama nyeri haid, lokasi endometriosis di ovarium, stadium 4, dan penanganan secara operasi dan medikamentosa.Kata kunci: endometriosis
Childbirth at age ≥ 35 years is not without risk. Labor harder and longer, and stillbirth are problems that can be encountered in pregnancy and childbirth at age ≥ 35 years. This study aims to find data on births by age ≥ 35 years. This study was conducted in November 2012 using retrospective descriptive method. Data were collected from medical record, the book of parturition and also from the subpart of Perinatology Prof. Dr. R. D. Kandou Public Hospital Manado in Januari 1 – December 31, 2011 period. This study found 846 birth at age ≥ 35 years from 4154 total births. Presentation of the fetus is most commonly found is the location of the fetal head 534 cases, while the type of labor that is most often done is spontaneously 413 cases. Birth weight is the most commonly found in the group weighing 2500 - <4000 grams 704 cases (81.39%). Perinatal deaths still occur till now (15.67o/oo). Every pregnant mother will birth at age ≥ 35 years more often advised to come to the clinic for prenatal care. Moreover, it is needed a doctor who is experienced and competent in minimizing morbidity and mortality in an act of childbirth. Keywords: Childbirth, age ≥ 35 years, incident Abstrak: Persalinan pada usia ≥ 35 tahun bukan tanpa risiko. Persalinan yang lebih sulit dan lama, serta bayi lahir mati merupakan masalah yang dapat ditemui di kehamilan dan persalinan pada usia ≥ 35 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data mengenai persalinan pada usia 35 tahun. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2012 dengan menggunakan metode deskriptif retrospektif. Data dikumpulkan dari rekam medik, buku partus dan juga beberapa data dari sub bagian Perinatologi RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 01 Januari 2011 – 31 Desember 2011. Ditemukan 846 persalinan pada usia ≥ 35 tahun dari 4154 total persalinan. Presentasi janin yang paling banyak ditemukan adalah janin dengan letak kepala yaitu 534 kasus, sedangkan jenis persalinan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara spontan yaitu 413 kasus. Berat badan lahir yang paling banyak ditemukan adalah bayi dengan kelompok berat 2500 - <4000 gram yaitu 704 kasus (81,39%). Kematian perinatal masih terus terjadi sampai saat ini (15,67o/oo). Setiap ibu yang hamil dan bersalin pada usia ≥ 35 tahun, disarankan untuk lebih sering berkunjung ke klinik untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Selain itu, dibutuhkan adanya dokter yang berpengalaman dan berkompeten dalam meminimalkan tingkat morbiditas dan mortalitas dalam suatu tindakan persalinan. Kata kunci: Persalinan, usia ≥ 35 tahun, insidensi
Premature rupture of membrane (PROM) is the rupture of the membrane before delivery. This study was aimed to determine the profile of PROM based on maternal age, parity, occupation, duration of PROM, type of delivery, gestational age, and perinatal outcomes. This was a descriptive and retrospective study. Samples were delivery women who had PROM at gestational age≥ 37 weeks and <37 weeks at Prof. Dr. R. D. Kandou Manado form January 1 to December 31, 2018. The results showed a total of 78 patients of PROM. Most patients were 20-34 years (65.39%), senior high school educated (71.80%), housewifery (69.23%), multiparity (58.87%), PROM ≥24 hours (65.38%), gestational age ≥37 weeks (85.90%), cesarean delivery (85.90%), and Apgar score of 7-10 (79.48%). In conclusion, PROM patients in 2018 were more common in age 20-34 years, senior high school educated, housewifery, multiparity, PROM ≥24 hours, gestational age ≥37 weeks, cesarean delivery, and a perinatal outcome of Apgar score of 7-10 (79.48%)Keywords: premature rupture of membrane Abstrak: Ketuban pecah dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian KPD berdasarkan usia ibu, paritas, pekerjaan, lamanya ketuban pecah, jenis persalinan, usia kehamilan, dan luaran perinatal. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif. Sampelpenelitian ini ialah ibu bersalin yang mengalami KPD pada usia kehamilan ≥37 minggu dan <7 minggu di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari -31 Desember 2018. Hasil penelitian mendapatkan total 78 kasus KPD yang terdiri dari ibu berusia 20-34 tahun (65,39%), pendidikan SMA (71,80%), IRT (69,23%), multipara (58,87%), ketuban pecah ≥24 jam (65,38%), usia kehamilan ≥37 minggu (85,90%), persalinan seksio sesarea (85,90%), dan Apgar score 7-10 (79,48%). Simpulan penelitian ini ialah kasus KPD pada tahun 2018 yang paling sering pada usia ibu 20-34 tahun, pendidikan SMA, IRT, multipara, ketuban pecah ≥24 jam, usia kehamilan ≥37 minggu, persalinan seksio sesarea, dan luaran perinatal Apgar score 7-10.Kata kunci: ketuban pecah dini
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.