Abstract
The larger community frequently uses social media as a facilitator or location to disseminate information in the form of social activities. Individuals have complete control over the information that is displayed on social media, allowing them to regulate the perceptions of others on them by what is intended. id The disadvantages of great self-esteem Not infrequently the information displayed is in the form of subjects that will make users feel that they are gaining existence and recognition by showing off their wealth and luxury. Therefore, through this research the authors try to examine the supporting factors for flexing behavior—showing off wealth on social media—performed by social media users, especially influencers—a nickname for people who can influence others on social media. This study aims to analyze the behavior of showing off wealth and luxury on social media and efforts to control it based on psychological aspects related to the concept of self-esteem theory, namely the views and attitudes of individuals towards themselves. This research will be analyzed using the literature review method so that it is found that flexing behavior correlates with self-esteem as a supporting factor for this behavior as well as its impression. Individuals with high self-esteem will emerge narcissistic attitudes and lead to flexing behavior, conversely flexing behavior can also increase individual self-esteem because there will be a tendency to see that they have superior so that control efforts can be started by controlling self-views and behavior to avoid the negative side of high self-esteem
Keywords: flexing; influencers; social media; self-esteem
Abstrak
Media sosial sering kali digunakan oleh masyarakat luas sebagai fasilitator atau tempat untuk membagikan informasi berupa aktivitas-aktivitas sosialnya. Melalui media sosial, individu memiliki kendali penuh dalam menampilkan informasi yang akan diunggah sehingga dapat mengelola kesan orang lain terhadapnya agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Bahkan tidak jarang informasi yang ditampilkan berupa perihal yang akan membuat penggunanya merasa memperoleh eksistensi dan pengakuan dengan cara memamerkan kekayaan dan kemewahannya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji faktor pendukung perilaku flexing—pamer kekayaan di media sosial—yang dilakukan oleh pengguna media sosial, terutama para influencer—julukan terhadap orang yang mampu mempengaruhi orang lain di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku memamerkan kekayaan dan kemewahan di media sosial serta usaha pengendaliannya berdasarkan aspek psikologis yang berkaitan dengan konsep teori self-esteem, yaitu pandangan dan sikap individu terhadap dirinya sendiri. Penelitian kali ini akan dianalisis menggunakan metode review literatur sehingga ditemukan bahwa perilaku flexing memiliki korelasi dengan harga diri sebagai faktor pendukung perilaku tersebut sekaligus sebagai impresinya. Individu dengan harga diri yang tinggi akan memunculkan sikap narsistik dan berujung kepada perilaku flexing, sebaliknya perilaku flexing juga dapat meningkatkan harga diri individu karena akan adanya kecenderungan yang memandang bahwa dirinya memiliki superior, sehingga usaha pengendaliannya dapat diawali dengan mengontrol pandangan terhadap diri dan perilaku untuk menghindari sisi negatif dari harga diri yang tinggi.