Problem-based learning can improve conceptual understanding and constructive thinking. This research aims to develop a problem-based learning model design and an ideal family or cell group worship design. Family worship or cell group worship is a worship that is carried out regularly once a week. This research was conducted at the Smirna GKII Sentani Papua Congregation, qualitative, data collection was carried out through observation and review of articles. The problem-based learning model developed consists of six stages, namely determining the problem; problem analysis; information retrieval; synthesis of knowledge; conclusion and evaluation of the problem-solving process; as well as evaluation of activities. The worship design developed includes leading praise and opening prayers (initial activities), prayers, preaching God's Word, devotionals (core activities), intercessory prayers and offerings, concluding (final activities). The problem-based learning model is carried out on the core activities and the problems discussed are raised from the bible passages read. During the process of core activities, church members play an active role in discussions, expressing opinions, explore Bible passages related to the problems discussed, providing solutions to problems appropriately based on Bible verses. This model is expected to be used as an alternative model in the implementation of family worship or cell groups, because it can empower congregation members.Keywords: Problem Based Learning Model; Smirna GKII Sentani Chruch; Worship; JonahAbstrakPembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konseptual dan pemikiran konstruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain model pembelajaran berbasis masalah dan desain ibadah keluarga atau kelompok sel yang ideal. Ibadah keluarga atau kelompok sel dimaksud merupakan ibadah yang dilakukan secara rutin satu kali dalam seminggu. Penelitian ini dilakukan di Jemaat Smirna GKII Sentani Papua, bersifat kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan review artikel. Model pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan terdiri dari enam tahap, yaitu menentukan masalah; analisis masalah; penelusuran informasi; sintesis pengetahuan; kesimpulan dan evaluasi proses pemecahan masalah; serta evaluasi kegiatan. Desain ibadah yang dikembangkan meliputi memimpin pujian dan doa pembukaan (kegiatan awal), doa, pemberitaan Firman Tuhan, renungan (kegiatan inti), doa syafaat dan persembahan, penutup (kegiatan akhir). Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan pada kegiatan inti dan masalah yang dibahas diangkat dari bagian Alkitab yang dibaca. Selama proses kegiatan inti berlangsung, anggota jemaat berperan aktif dalam diskusi, mengemukakan pendapat, melakukan penelusuran bagian alkitab yang terkait dengan masalah yang dibahas, memberikan solusi terhadap masalah dengan tepat berdasarkan ayat Alkitab. Model ini diharapkan dapat dijadikan alternatif model dalam pelaksanaan ibadah keluarga atau kelompok sel, karena dapat memberdayakan anggota jemaat.Kata kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah; Jemaat Smirna GKII Sentani; Ibadah; Yunus